Kronologi Perempuan di Nigeria Diperkosa Secara Brutal Sampai Tewas, Muncul #WeAreTired di Twitter

Kemarahan luas terjadi di Nigeria setelah seorang mahasiswi berusia 22 tahun dibunuh di gereja tempat dia belajar di selatan Kota Benin.

(KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO)
Ilustrasi korban pemerkosaan 

"Sering kali rumah sakit ingin melihat laporan polisi sebelum mengobati dan itu sangat tidak adil karena itu adalah terikat waktu kejahatan," katanya.

"Hal pertama adalah untuk menyimpan semua bukti dan mengobati untuk infeksi menular seksual," imbuhnya.

Kejaksaan juga dituduh menghapus kemungkinan korban mendapatkan keadilan di meja hijau.

"Sering kali polisi membawa korban ke rumah sakit swasta di mana mereka harus membayar tagihan dan polisi mengharapkan korban yang masih trauma untuk membayarnya. Dalam kasus ekstrem, para tersangka diminta untuk membayar tagihan. Bagaimana sistem seperti menjamin keadilan?" tanya Emmanuel.

Menyusul kemarahan publik, polisi mengumumkan bahwa mereka telah melakukan penangkapan dalam kasus Uwa.

Mereka mengatakan bahwa alat pemadam kebakaran yang digunakan dalam pembunuhan itu diperiksa oleh para ahli forensik dan sidik jari dari tersangka telah teridentifikasi.

Kepala Kepolisian Nigeria juga mengumumkan penyelidik khusus akan dikerahkan untuk menanggapi meningkatnya kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.

Namun, kontroversi dalam kasus Uwa berlanjut. Keluarganya menuduh polisi membuat komentar sinis dan menuntut suap sebelum menyelidiki kasus ini.

"Mereka bertanya kepada ayah saya apakah dia adalah orang pertama yang putrinya diperkosa," adik korban itu mengatakan kepada wartawan.

Polisi belum menanggapi tuduhan-tuduhan tersebut.

Berhenti Menyalahkan Korban

Cuitan salah satu orang menunjukkan bahwa ia telah diperkosa saat mengenakan jilbab telah dibagi ribuan kali.

Kemarahan di dunia maya juga menyerukan bahwa masyarakat terlalu fokus pada mendidik anak perempuan tentang seks tetapi mengabaikan anak laki-laki.

"Sudah waktunya untuk mengajar anak laki-laki tentang persetujuan dan bahwa 'tidak' adalah 'tidak'," kata Ekpebulu kepada BBC. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Perempuan Ini Diperkosa Secara Brutal Sampai Tewas, #WeAreTired Angkat Suara Pasca Gelombang Kekerasan Seksual

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved