Manula Jual Sabu

Pengakuan Kakek 62 Tahun Pengedar Narkoba di Pontianak, Berlinang Air Mata di Hadapan Penyidik

BH mengaku dirinya hanyalah upahan yang terkadang menerima upah sekitar Rp 150-200 ribu perhari hingga dua hari.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktorat Resnarkoba Polda Kalbar kembali mengamankan seorang pria yang menjual narkoba di Jalan Tritura, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalbar, Kamis (28/5/2020) siang.

Pria yang ditangkap oleh tim Subdit II Ditresnarkoba Polda Kalbar yakni seorang kakek berinisial BH yang telah berusia 62 tahun dan merupakan warga setempat.

Saat ditangkap dan digeledah oleh Tim Subdit II Ditresnarkoba Polda Kalbar.

Ditemukan di saku celana barang bukti dua paket narkoba jenis sabu, alat isap bong berserta timbangan digital.

Direktur Resnarkoba Polda Kalbar Kombes Pol Yohanes Hernowo mengatakan tertangkapnya seorang pria yang telah berusia lebih 60 tahun ini berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan.

BREAKING NEWS - Jual Sabu, Manula Berinisial BH Tertangkap Direktorat Resnarkoba Polda Kalbar

Saat diamankan, tersangka tindak pidana narkotika BH (62) tak mampu menahan air mata di hadapan penyidik Ditresnarkoba Polda Kalbar,  Jumat (29/5/2020). 

Ia berlinang air mata teringat dengan anak bungsunya yang masih bersekolah. 

BH mengaku dirinya hanyalah upahan yang terkadang menerima upah sekitar Rp 150-200 ribu perhari hingga dua hari.

Tak hanya itu, BH yang merupakan warga kelahiran Lombok Timur dan telah menetap di Pontianak lebih dari 30 tahun ini mengaku dirinya baru sekitar 8 bulan berbisnis narkotika.

Lantaran dirinya sudah tak mampu lagi bekerja beras pasca operasi di bagian perut.

"Dulu saya ini orang kerja di kapal, karena merantau-rantau akhirnya tinggal di Pontianak dan dapat istri orang sini," ujar Pria manula anak lima ini. 

"Saya sebenarnya mau kerja, tapi karena pernah operasi, akhirnya saya tak mampu kerja keras."

"Tapi anak saya dua masih sekolah dan istri tak ada lagi," ujarnya sambil menunjukan bekas operasi di hadapan petugas penyidik.

Lanjutnya, seraya menitikan air mata, ia berjanji tak akan mengulanginya lagi dan segera bertaubat.

Terlebih dirinya mengingat anaknya yang bungsu yang duduk di bangku SMP.

"Saya tak pernah jual yang lain, hanya jual ini aja, itu pun ada orang yang datang mengantar dua hari sekali," katanya. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved