Idul Fitri 2020
Mohon Maaf Lahir Batin, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Ucapan Tepat Saat Idul Fitri 24 Mei 2020
Ternyata, Minal Aidin Wal Faidzin bukan doa Ucapan Selamat Idul Fitri yang tepat.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Allahuakbar, Allahiakbar, Allahuakbar, telah tiba Hari Raya Idul Fitri 1441 H dengan selesainya bulan Ramadhan.
Malam ini, jutaan umat Islam di dunia bergembira mengumandangkan takbir, tanda datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Semoga kita semua kembali suci dan menjaga kualitas ibadah yang ada.
Selain menggemakan takbir, umat Islam juga saling mengucapkan kata-kata mutiara atau ungkapan selamat antar sesama.
Lazimnya, saat lebaran tiba kita mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin (dalam bahasa arab : من العاءدين والفايزين )
Ternyata, Minal Aidin Wal Faidzin bukan doa Ucapan Selamat Idul Fitri yang tepat.
Nah dalam artikel ini yang dilansir dari Tribunstyle, kita akan membahas lebih lanjut.
• Doa Ziarah Kubur Serta Panduan Tahlil dan Hikmah Ziarah Kubur Momentum Idul Fitri
• Gemakan Takbir Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Ini Panduan MUI Ditengah Wabah Covid-19
Rupanya doa Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri yang benar adalah Taqabalallahu minna wa minkum (dalam bahasa Arab : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ )
Lantas apa arti Minal Aidin Wal Faizin?
Doa ucapan Minal Aidin Wal Faidzin bukanlah bermakna mohon maaf lahir dan batin.
Dikutip TribunStyle.com dari berbagai sumber, kalimat Minal Aidin Wal Faidzin terdiri dari beberapa penggal kata.
Kata Min artinya 'termasuk', Al-aidin artinya 'orang-orang yang kembali', Wal Artinya 'dan', serta Al-faizin Artinya 'menang'.
Jika dimaknai secara harfiah, kalimat Minal 'Aidin wal Faizin dalam bahasa indonesia menjadi 'Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang'.
Ucapan minal aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya atau Salafus Salih.
Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya.
Sumber lain menyebutkan, Pada zaman khilafiah rasyidin, ucapan Minal Aidin wal-Faizin, digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal perang badar.