Human Interest Story

Kisah Dedikasi Perawat Pasien Covid-19 di RSUD Sintang, Sempat Down hingga Tangis Bahagia

Kesembuhan PDP 02, rujukan dari Kabupaten Sanggau yang terkonfirmasi Covid-19 itu sangat membahagikan Liya dan tim medis yang merawatnya

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUN PONTIANAK/Anwar
Liya tertunduk mendengarkan kesan dan pesan yang disampaikan oleh Penyintas Corona yang baru sembuh dari virus corona. Liya bersama tim medis dan perawat lainnya melepas kepulangan PDP 02 dari Kabupaten Sanggau setelah dirawat 59 hari di RSUD Ade M DJoen Sintang 

Sejak saat itu, Liya dan perawat serta tim medis semakin solid, benar benar saling jaga satu sama lain agar tidak terpapar.

“Kami cari tau tentang covid-19, baca dan cari info sebanyak banyaknya, diskusi sama dokter, sama IPCN sama K3RS biar punya bekal cukup buat rawat pasien covid dan kitanya tetap selamat sampai semuanya selesai,” ungkapnya.

Hampir dua bulan Andri dirawat di RSUD Ade M Djoen, Sintang. Liya menyebut, selama dirawat, pasien tersebut tidak ada mengeluh sama sekali.

Bahkan, ketika sesak nafas, Andri mengucapkan terima kasih kepada perawat.

“59 hari itu bukan waktu yang sebentar bagi orang yang sedang sakit.

Selama itu, beliau pernah ada satu kalimat atau kata atau bahkan  tanda sekalipun  yang mengisyaratkan beliau itu mengeluh. Tidak pernah sama sekali.

Bahkan ditengah sesak nafasnya beliau masih mengupayakan bibirnya berucap terimakasih kepada kami perawat dan nakes lain yang berjibaku merawat beliau.

Saya salut atas sikap beliau yang sangat menghargai dan kesabaran yang beliau dan keluarganya miliki,” kata Liya.

 Tenggorokan Andri, di swab sebanyak 4 kali.

Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) pertama kali, hasilnya positif-negatif.

Begitu pula yang kedua dan ketiga.

Dibutuhkan dua kali negatif PCR baru pasien benar-benar bisa dinyatakan sembuh. Pada Minggu (17/5) kemarin, dia diperbolehkan pulang. 

Bantuan Sembako Tiga Pilar PDI Perjuangan Kubu Raya Disebar ke Semua Kecamatan

Kabar kesembuhan Andri membahagiakan para tim medis. Liya dan lainnya menangis berjamaah ketika dr. Handri Yani Sp.Paru mengabari pasien dinyatakan sembuh.

“Kata sembuh adalah sebuah kata yang menjadi puncak perjuangan kami.

Dedikasi tinggi dan ikhlas melayani menjadi semangat mengantar kesembuhan,” katanya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved