Utang Luar Negeri Indonesia 'Menurun', Tapi Beban Utang Indonesia Meningkat | Ternyata Ini Sebabnya
Hal ini tercermin dari debt to service ratio (DSR), alias rasio utang terhadap pendapatan yang malah meningkat.
Menurutnya, bila ingin DSR turun, Indonesia harus bisa meningkatkan penerimaan dari neraca transaksi berjalan.
• Arab Saudi Tambah Utang Negara di 2020 Hingga 50% PDB, Imbas Harga Minyak Dunia Terjun Bebas?
Itu berarti, penerimaan dari ekspor barang dan jasa juga mesti meningkat.
Sayangnya, ia melihat hal ini juga memiliki tantangan.
Apalagi, kondisi ekspor Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh faktor di luar Indonesia.
"Ya, ekspor banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bahkan berada di luar kendali pemerintah," ujarnya.
• Debat Panas Fadli Zon dengan Ali Mochtar Ngabalin di TVOne, Singgung Utang Negara & Virus Corona
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan DSR Tier-1 pada kuartal I-2020 disebabkan oleh pembayaran pokok dan bunga ULN jangka panjang yang jatuh tempo pada bulan Maret 2020 yang sebesar US$ 2 miliar.
Ia memperkirakan, DSR Indonesia ke depan masih dalam tren peningkatan.
"Ini karena penerbitan surat berharga negara di kuartal II-2020, disertai menurunnya kinerja ekspor,"
"Sehingga nanti DSR masih akan meningkat pada kuartal III-2020 bahkan hingga kuartal IV-2020," tandasnya.
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kontan.co.id dengan Judul Hati-hati, beban utang luar negeri Indonesia meningkat
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838