Mahasiswa Rantau Pilih Tunda Mudik ? Ini Beberapa Tips dari Dosen IAIN Pontianak
Resiko tertular juga semakin tinggi jika kita tidak mengindahkan peraturan pemerintah untuk tidak mudik ataupun pulang kampung halaman
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mengenyam pendidikan dan tinggal jauh dari orang tua membuat beberapa mahasiswa harus bisa menahan rindu untuk menikmati momen lebaran yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Penyebab dari semua musibah ini dikarenakan karena wabah Covid-19 yang dapat menyebar dengan cepat jika kita tidak melakukan upaya pchisyal distancing.
Resiko tertular juga semakin tinggi jika kita tidak mengindahkan peraturan pemerintah untuk tidak mudik ataupun pulang kampung halaman.
Namun, dengan perbedaan ini, kita tetap diharapkan melakukan interaksi sosial melalui media sosial untuk tetap menjaga silaturahmi.
• Dapur Umum TNI - Polri Sebar Dua Ribu Nasi Kotak Kepada Warga di Pontianak dan Kubu Raya
Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Pontianak, Dr. Harjani Hefni, Lc, MA, mengatakan bahwa mahasiswa yang tidak bisa pulang perlu menyiapkan beberapa hal berikut ini, yang di antaranya adalah :
a). persiapan mental untuk tidak lebaran bersama orangtua.
Karena sesuatu yang tidak biasa seperti ini kalau mental tidak siap akan terjadi guncangan.
b). Membangun solidaritas dengan teman-teman yang sama-sama tidak pulang, karena kalau dia tahu banyak yang mengalami seperti yang dia alami insya Allah bebannya agak kurang.
"Sebaiknya kita harus melihat sisi baik dan positif untuk menahan diri di tahun ini, agar tidak menjadi beban siapapun, kita harus bisa bersikap dewasa kepada diri sendiri dan juga lingkungan sekitar kita," ujar ustaz sekaligus dosen IAIN Pontianak tersebut.
• ENDING The World of the Married Tak Terduga, Keputusan Ji Sun Woo di A World of Married Couple Eps16
Dilanjutkannya, hikmah dari musibah ini sangat banyak, di antaranya, memunculkan kesadaran bahwa kita ini sangat lemah, banyak rencana yang sudah direncanakan dengan matang jadi berantakan, dan kita tidak bisa berbuat apa-apa.
"Dalam kondisi seperti ini kita harus kembali kepada Allah, meminta ampun atas kesalahan atau kekhilafan kita.
Dengan banyaknya kita mengingat pemberi rezeki dan pemutus rezeki, kita akan sadar bahwa dunia ini kita tidaklah sendiri, terapi kita hadir untuk tetap beribadah kepada Allah ," terangnya.
Dengan demikian, menjalin komunikasi dikatakan Ustaz Harjani juga sangat penting di masa Pandemi Covid-19.
Hal ini bertujuan untuk menjaga silaturahmi kepada orangtua, kerabat dan sahabat serta rekan lainnya di lingkungan sekitar.
" Agar hubungan dengan orangtua tetap terjaga, pertama, jaga hubungan dengan Allah, jaga sholat dan jaga diri (insya Allah) orangtua akan ridho dan senang kalau anaknya shaleh.