Virus Corona Masuk Kalbar
Sudah Dua Warga Positif Covid-19, Bupati Sambas akan Kaji Pemberlakuan Jam Malam
Pada kesempatan itu, total ada 86 orang yang ikut serta dalam pelaksanaan Rapid Test, dan terdapat 1 orang yang reaktif.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili memimpin langsung pelaksanaan Rapid Test bersama dengan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sambas, di wilayah pasien positif Covid-19.
Pada kesempatan itu, total ada 86 orang yang ikut serta dalam pelaksanaan Rapid Test, dan terdapat 1 orang yang reaktif.
Pada kesempatan itu, ia meminta kepada masyarakat agar semakin waspada dan patuh terhadap anjuran Pemerintah.
Sebab dua warga Sambas sudah dinyatakan positif dari hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) Swab di laboratorium Jakarta.
"Agar semakin waspada dan semakin patuh kepada anjuran kesehatan dari pemerintah, pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak dengan orang lain, serta tidak keluar rumah kecuali sangat perlu sekali," ujarnya, Kamis (14/5/2020).
• KRONOLOGI Pasangan Suami Istri di Kabupaten Sambas Positif Covid-19, Ini Penjelasan Bupati Atbah
Kepada Tribunpontianak.co.id, ia mengungkapkan jika saat ini Pemkab Sambas dan forkopimda sedang mengkaji pemberlakuan jam malam.
"Akan ada jam malam, lagi dibicarakan dengan Forkopimda. Sekarang baru hingga jam 20.00, akan kita bicarakan untuk 24 jam dengan forkopimda," kata dia.
Tidak hanya itu, Pemkab Sambas juga berencana melakukan rekayasa pasar setelah adanya pasien positif Covid-19.
"Akan ada rekayasa pasar, dan masjid-masjid semakin patuh dengan cara ibadah yang telah ditetapkan Kemenag," tuturnya.
Kepada warung kopi, cafe dan lain-lain dia minta untuk patuh dan mengikuti himbauan Pemerintah dan maklumat Kapolri. Dengan harapan agar Sambas bisa kembali seperti sedia kala.
"Cafe, warkop dan rumah makan agar semakin patuh kepada Maklumat Kapolri, protokol kesehatan, dan surat edaran Bupati. Agar kita cepat kembali ke kondisi sedia kala," tutup Atbah.
Gugus Tugas Karantina Wilayah Satu RT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas yang juga juru bicara Gugus Tugas Covid-19, dr Fatah Maryuniani Mengatakan sebagai langkah tindak lanjut dari adanya dua warga Sambas yang dinyatakan positif Covid-19.
Ia sampaikan, mereka mulai dari hari ini melaksanakan Karantina Wilayah untuk warga di RT 9, Desa Pangkalan Kongsi, Kecamatan Tebas.
Selain itu kata Fattah, sejak malam tadi mereka juga sudah melakukan Rapid Test terhadap warga di wilayah tersebut, yang pernah kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.
"Mulai hari ini kita memberlakukan karantina wilayah untuk RT 09, dan akan dijaga oleh masyarakat setempat dan dimonitor tim gugus Desa dan gugus Kecamatan, serta sesekali kali tim gugus Kabupaten turun kelapangan," ujarnya, Kamis (14/5/2020).
"Selain itu, kami juga tadi malam lansung melaksanakan Rapid Test dan warganya partisipasinya sangat bagus, semalam yang rapid test aja 86 orang," jelas dia.
Karenanya, dari hasil Rapid Test itu diperoleh dari orang warga yang reaktif Covid-19 setelah pernah melakukan kontak dengan pasien positif covid-19.
"Ada Reaktif 1 orang, karena ada anak yang masih bayi maka yang bersangkutan isolasi mandiri."
"Dengan komitmen yang bagus dari semua warga dan aparat desa untuk menjaganya insya alloh isolasi ini bisa dilaksanakan," tuturnya.
Dan selanjutnya kata dr Fatah akan dilaksanakan swab kepada warga yang reaktif tersebut.
"Hari ini dan besok dilakukan swab oleh petugas Labkesda yang sampelnya diantar ke dinkes provinsi untuk diperiksa PCR nya di Rumah Sakit Untan," katanya.
Ia menjelaskan, warga tersebut adalah tetangga dekat pasien positif Covid-19. Bahkan dia pernah melayani pasien positif Covid-19.
"Tetangga sangat dekat, persis samping rumah, dia yang melayani waktu pasien yang positif sakit sebelum dibawa ke Rumah Sakit," tuturnya.
Meski mengaku sangat beresiko karena memiliki anak bayi. Pasien Reaktif kata dr Fatah di batasi kontak dengan si anak.
"Sebetulnya sangat beresiko yang bayi tertular karena masih menyusui, tapi daripada makin parahnya sakit yan bersangkutan maka hanya bisa kita batasi kontaknya cuma waktu menyusui boleh berhubngan. Karena yang bersangkutan juga ada sakit tumor payudara dan gastritis," tuturnya.
Namun demikian, ia berharap nantinya setelah dilakukan isolasi dan tidak kontak dengan orang lain pasien ini bisa cepat sembuh. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/bupati-sambas-atbah-romin-suhaili-asxdas.jpg)