Dua Warga Positif Covid 19, RT 9 Desa Pangkalan Sambas Kena Karantina Wilayah
Sejak malam kemarin mereka juga sudah melakukan rapid test terhadap warga di wilayah tersebut, yang pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Didit Widodo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wawan
TRIBUN PONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Sambas, dr Fatah Maryuniani mengatakan, sebagai langkah tindak lanjut dari adanya dua warga Sambas yang positif Covid-19 ia sampaikan, mulai Kamis (14/5/2020), melaksanakan karantina wilayah untuk warga di RT 9, Desa Pangkalan Kongsi, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.
Selain itu kata Fattah, sejak malam kemarin mereka juga sudah melakukan rapid test terhadap warga di wilayah tersebut, yang pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19.
"Mulai hari ini kita memberlakukan karantina wilayah untuk RT 09, dan akan dijaga oleh masyarakat setempat dan dimonitor Tim Gugus Desa dan Gugus Kecamatan, serta sesekali kali Tim Gugus Kabupaten turun kelapangan," ujarnya, Kamis (14/5/2020)
• Sambas Siap Berlakukan Jam Malam, Bupati Pimpin Rapid Test Warga Desa Pangkalan
• Dahsyatnya Malam Lailatul Qadar, Ada Keutamaan Berkah dari Allah
"Selain itu, kami juga tadi malam langsung melaksanakan rapid test dan partisipasi warga sangat bagus, semalam yang rapid test 86 orang," jelas dia.
Karenanya, dari hasil rapid test itu diperoleh dari orang warga yang reaktif Covid-19 setelah pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
"Ada reaktif satu orang, karena ada anak yang masih bayi maka yang bersangkutan isolasi mandiri. Dengan komitment yang bagus dari semua warga dan aparat desa untuk menjaganya Insya Alloh isolasi ini bisa dilaksanakan," tuturnya.
Dan selanjutnya kata dr Fatah akan dilaksanakan swab kepada warga yang reaktif tersebut.
"Hari ini dan besok dilakukan swab oleh petugas Labkesda yang sampelnya diantar ke dinkes provinsi untuk diperiksa PCR nya di Rumah Sakit Untan," katanya.
Ia menjelaskan, warga tersebut adalah tetangga dekat pasien positif Covid-19. Bahkan dia pernah melayani pasien positif Covid-19.
"Tetangga sangat dekat, persis samping rumah, dia yang melayani waktu pasien yang positif sakit sebelum di bawa ke rumah sakit," tuturnya.
Meski mengaku sangat berisiko karena memiliki anak bayi. Pasien reaktif kata dr Fatah dibatasi kontak dengan si anak.
"Sebetulnya sangat beresiko yang bayi tertular karena masih menyusui, tapi daripada makin parahnya sakit yan bersangkutan maka hanya bisa kita batasi kontaknya cuma waktu menyusui boleh berhubngan. Karena yang bersangkutan juga ada sakit tumor payudara dan gastritis," tuturnya.
Namun demikian, ia berharap nantinya setelah dilakukan isolasi dan tidak kontak dengan orang lain pasien ini bisa cepat sembuh.