TULISAN Joyce Lin Sebelum Pesawat yang Dipilotinya Jatuh, Baru Rayakan Puncak 10 Tahun Perjalanan
Awal April 2020 lalu, Joyce Lin menulis satu artikel yang menceritakan perjalanan singkat hidupnya hingga akhirnya bisa membawa pesawat tanpa instrukt
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
I am currently approved to fly to less than 20 of them (pictured as green dots below).
The villages I am able to serve now have the easiest airstrips: they are relatively long and many are even paved.
The routes I will most commonly fly in the beginning depart from Sentani (pictured as the star) and go either southwest or almost due south into the mountains.
Over time, I will work with an instructor to get checked out at more difficult airstrips.
Coronavirus Update
Up until the third week of March, things were relatively normal in Papua.
Now things are changing day-to-day.
Stores are open for a limited time each day, while restaurants and schools are closed.
For a time, the government may only allow flight operators to perform cargo flights or transport essential personnel.
Please pray that MAF staff will help spread hope and peace during this time, and that we will be wise about our social interactions.
We are very concerned about spreading the virus to isolated interior people, who are not well-equipped to deal with it!

• Peringatan Dini BMKG 13 Mei 2020, Waspada Sejumlah Wilayah Indonesia Berpotensi Terjadi Cuaca Ektrem
Pilot dengan Spesialis IT
Joyce dibesarkan di Colorado dan Maryland, Amerika Serikat.
Ia tertarik dengan komputer, terutama pemrograman komputer.
Ketertarikannya dalam penerbangan sejak usia dini membuat tetangganya seorang pilot membawanya ke pertunjukan penerbangan udara lokal.
Joyce akhirnya memilih jurusan komputer di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan menerima gelar Sarjana Sains dan Magister Teknik dari MIT.
Karena minatnya dalam penerbangan, ia juga memperoleh sertifikat pilot pribadi untuk bersenang-senang saat ia kuliah.
Sosok Joyce memang sangat religius.
Ia memilih menggunakan keahlian IT dan penerbangannya untuk aksi sosial.
Joyce hadir untuk mempermudah rekannya mengakses internet.
Di sisi lain, Ia selalu bersemangat menerbangkan pesawat untuk berbagi.
Ia ingin mengubah keputusasaan orang lain menjadi kegembiraan.
Seperti diketahui, MAF sendiri telah melayani Papua sejak 1952.
Pesawat MAF telah menjangkau masyarakat Papua yang terisolasi, khususnya untuk umat gereja.
MAF mengupayakan misi penyediaan bantuan medis, pengembangan masyarakat, bantuan krisi, pelatihan, dan pengembangan kepemimpinan orang Papua. (*)