Wabah Virus Corona
KISAH Warga Kembalikan Bantuan Covid-19, Hati Irma Terenyuh Lihat Tetangga Kelaparan
Ia datang dengan menjinjing paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng, telur serta mie instan yang beberapa jam lalu diterimanya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 juga berbuntut berbagai persoalan.
Tak sedikit masyarakat yang akhirnya mengalami kesulitan secara khusus dalam perekonomiannya.
Hal ini membuat pemerintah mengambil langkah antisipasi dengan menyalurkan bantuan sembako untuk masyarakat kurang mampu yang terdampak pandemi covid-19.
Namun di tengah situasi yang sama-sama dirasakan sulit ini, masih ada warga yang justru menunjukkan kepekaan sosial terhadap sesama.
• Dampak Covid-19, 200 Pekerja Dekorasi Pontianak Jadi Pengangguran, Jual Barang Demi Penuhi Kebutuhan
• Zakat Fitrah 2020 Bisa Bayar Online dengan Mudah, Baznas Siapkan Form Via Transfer dan Uang Digital
Adalah Irma Daeng Simba (36), dia mengembalikan bantuan sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) karena tak tahan menyaksikan tetangganya kelaparan.
Irma hanyalah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang merupakan warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Ia mendatangi Kantor Desa Bontoramba pada pukul 13.00 WITA, Jumat (8/5/2020).
Ia datang dengan menjinjing paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng, telur serta mie instan yang beberapa jam lalu diterimanya.
Paket sembako tersebut dikembalikan guna diberikan kepada warga lainnya yang lebih membutuhkan.
"Saya kembalikan ini sembako sebab saya merasa tidak berhak dan masih banyak warga yang membutuhkan" kata Irma.
Di hadapan petugas Irma mengaku tak tega menyaksikan tetangganya kelaparan sebab putusnya mata pencaharian seiring dengan berjalannya PSBB.
Namun sebenarnya Irma sendiri sebenarnya bukanlah warga yang berkecukupan.
Bahkan ia terdaftar sebagai pemegang kartu Program Keluarga Harapan (PKH) yang setiap bulannya menerima Bantuan Non Tunai Mandiri (BNPT).
"Saya sendiri adalah penerima PKH dan setiap bulan menerima bantuan dari pemerintah dan itu sudah cukup buat kami," kata Irma.
Pada masa PSBB, Irma juga merasakan sulitnya mencari nafkah.
Suaminya, Samad Daeng Situru (38) yang sebelum PSBB berdagang buah mangga kini harus menjadi pengangguran akibat pandemi Covid-19.
Meski demikian, Irma tetap bersyukur lantaran tetap bisa membantu suami mencari nafkah dengan berjualan takjil jelang buka puasa.
"Suami sudah tidak kerja karena tidak bisa keluar rumah untung masuk bulan puasa jadi saya jualan takjil di depan rumah," kata Ibu dua anak ini.
Pihak pemerintah setempat sendiri berterimakasih kepada Irma atas kejujurannya dalam hal penerimaan bantuan sosial.
Pasalnya, Pemkab Gowa memberlakukan kebijakan bahwa bagi warga masyarakat penerima Bansos berupa PKH maupun pemegang Kartu Keluarga Sehat (KKS) tidak berhak lagi menerima bantuan Sembako Covid-19.
"Kami akui ada kesalahan data dalam penyaluran bantuan Sembako Pemkab," kata Sachrial, Pelaksana Tugas Harian (PLTH) Kepala Desa Bontoramba.
"Dan kami sangat berterimakasih atas kesadaran salah satu warga kami dan memang aturan yang berlaku demikian bahwa penerima PKH mau pun KKS sudah tidak berhak menerima paket Sembako dari Pemkab," lanjutnya.
Dari data yang dirilis Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kabupaten Gowa.
Hingga Sabtu, (9/5/2020) jumlah warga yang positif terjangkit virus corona mengalami peningkatan meski dalah status PSBB.
"Yang positif bertambah menjadi 50 orang dan 205 PDP dan yang ODP sebanyak 415," kata Arifuddin Saeni, Kadis Infokom Kabupaten Gowa melalui pesan singkat pada Sabtu, (9/5/2020). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Irma, Kembalikan Bantuan Sembako karena Tak Tahan Lihat Tetangga Kelaparan
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak