Tak Getar Ancaman Amerika Serikat, China Sudah Punya 'Senjata' Ini untuk Membalas
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebelumnya telah mengancam akan memberlakukan tarif atas barang-barang China
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BEIJING - Perang urat saraf terus terjadi menggambarkan hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China semakin memanas terkait asal usul virus corona.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebelumnya telah mengancam akan memberlakukan tarif atas barang-barang China.
China dinilai bisa saja merespons untuk membalas ancaman AS, seperti penilaian sejumlah analis terhadap hubungan terkini kedua negara tersebut.
Analis menilai bahwa China punya 'senjata' untuk bisa membalas ancaman yang telah diutarakan langsung oleh Trump tersebut.
Satu hal yang bisa jadi 'senjata' yang dimiliki China yakni dengan mengurangi kepemilikannya atas surat utang AS dalam beberapa bulan mendatang.
• PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump Ultimatum China, Cuma Beri Satu Pilihan ke Presiden Xi Jinping
Dikutip Kontan.co.id melansir South China Morning Post, laporan-laporan berita AS mengindikasikan bahwa para pejabat Gedung Putih telah memperdebatkan beberapa langkah untuk mengimbangi biaya wabah virus corona, termasuk membatalkan sebagian atau seluruh hutang hampir US$ 1,1 triliun yang ditanggung pemerintah Amerika Serikat kepada Tiongkok.
Sementara, analis mengatakan, AS sangat tidak mungkin untuk mengambil "opsi nuklir", fakta bahwa gagasan tersebut telah dibahas dapat mendorong Beijing untuk berusaha melindungi diri dari risiko dengan mengurangi kepemilikan utang pemerintah AS.
Hal itu, pada gilirannya, bisa menimbulkan masalah bagi pasar obligasi pemerintah AS di mana pada saat yang sama, Washington secara signifikan meningkatkan penerbitan baru untuk membayar serangkaian program untuk memerangi pandemi dan kerusakan ekonomi yang ditimbulkannya.
"Ini adalah ide yang gila bahwa siapa pun yang membuatnya harus benar-benar fit untuk dipertimbangkan kembali," kata Kepala Penelitian Pasar Global Asia Timur di MUFG Bank, Cliff Tan.
"Kami melihat ini sebagai taktik politik untuk pemilihan ulang (Donald Trump) karena itu akan menghancurkan pembiayaan defisit anggaran federal AS," imbuhnya.
• UPDATE Wuhan China - Virus Corona Mereda, Para Pelajar Sudah Mulai Masuk Sekolah
Diskusi tentang hubungan keuangan China dengan pemerintah AS terjadi ketika Trump dan pejabat Amerika lainnya telah meningkatkan kritik mereka terhadap Beijing atas wabah virus corona dan mengancam tarif impor baru untuk menghukum China.
Akan tetapi, para analis memperingatkan, setiap langkah untuk membatalkan utang ke China akan kontraproduktif dengan kepentingan AS karena kemungkinan akan menghancurkan kepercayaan investor kepada pemerintah AS untuk membayar utangnya.
Langkah tersebut bisa membuat suku bunga AS melonjak, membuat pinjaman menjadi lebih mahal bagi pemerintah, serta perusahaan dan konsumen AS, dan pada gilirannya memukul keras ekonomi Amerika yang sudah sangat lemah.
Data yang dihimpun South China Morning Post menunjukkan, tingkat imbal hasil surat utang bertenor dua tahun Departemen Keuangan AS terus diperdagangkan mendekati rekor terendahnya minggu ini.
Hal ini menunjukkan trader dan fund manager sebagian besar mengabaikan gagasan bahwa AS dapat membatalkan sebagian atau seluruh hutang Tiongkok.