Virus Corona Masuk Kalbar
Jejak Kasus PDP Covid-19 Asal Singkawang Meninggal saat Jalani Karantina, Bengkayang Kasus Pertama
Pasien tersebut dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Jejak kasus seorang Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) Covid-19 meninggal dunia saat menjalani karantina, Senin (4/5/2020) sekira pukul 14.15 WIB.
Pasien tersebut dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, dr Ruchanihadi Sp.PD menuturkan PDP tersebut telah mengalami penurunan gangguan kesadaran sejak tanggal 25 April.
Kemudian dirawat di Rumah Sakit Umum Santo Vincentius sekitar 2 hari.
"Telah dilakukan pemeriksaan rapid test dan hasilnya reaktif, sehingga tanggal 27 April pasien dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Abdul Aziz," ujar dr Ruchanihadi kepada media saat ditemui di Kantor Walikota Singkawang, Senin (04/05/2020).
Ia menerangkan pasien dalam pemantauan yang meninggal tersebut merupakan seorang pria berusia 41 tahun dan merupakan warga Singkawang dan memiliki penyakit riwayat penyakit infeksi otak.
"Kita masih menunggu hasil swabnya. Untuk rapid test hasilnya reaktif," ujarnya.
Saat ini, Jenazah PDP tersebut telah dimakamkan didaerah Kali Asin dengan protokol Covid-19 serta dilakukan pengawalan oleh pihak Kepolisian.
Berdasarkan informasi yang Tribun terima, saat ini jumblah PDP yang sebelumnya delapan orang, menjadi tujuh orang, terkonfirmasi positif yang sedang di rawat dua orang.
Hingga saat ini pihak rumah sakit masih menunggu hasil swab ketujuh PDP tersebut.
Pasien Covid-19 di Kalbar Bertambah 73 Orang, Bengkayang Kasus Pertama
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengungkapkan kasus positif corona kembali betambah.
Ia menyebutkan ada tiga tambahan kasus baru hari ini, itu semua hasil uji swab yang dilakukan pada Laboratorium Universitas Tanjungpura.
“Ada tambahan tiga kasus untuk Kalbar hari ini, hasil swab Untan,” ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Senin (4/5/2020).
Adapun alamat tiga orang yang dinyatakan positif terbaru berasal dari Kota Pontianak, Mempawah dan Bengkayang.
Adanya tambahan tiga kasus positif menurut Midji, menambah catatan konfirmasi di Kalbar sehari sebelumnya jumlah kasus positif ada 70, ditambah tiga kasus maka jumlahnya menjadi 73 kasus.
Tak henti-hentinya ia mengingatkan agar masyarakat mematuhi aturan dan protokol kesehatan, sehingga pandemi ini segera berlalu.
Ia juga menyayangkan masih ada masyarakat yang menantang-nantang agar ditunjukan virus corona.
Menurutnya saat ini yang harus dilakukan adalah bersama-sama memutus rantai penularan yang ada.
“Satu orang positif kalau dia tidak tahu dia positif dan dia kontak dengan orang lain, maka dia bisa menjangkitkan virus secara tak sadar pada org lain,” kata Sutarmidji.
Sebagai ilustrasi disampaikannya misalnya si A positif, terus karena dia belum kerahuan, maka kontak dengan si B, C, D, E lalu Bdan C terjangkit.
Tak hanya sampai disitu, lalu B dan C yang merasa sehat tapi sudah ada virus dalam tubuhnya kontak dengan banyak orang, maka 1 orangg bisa jadi induk menularkan ke 100 orang lainnya.
Maka hal yang terpenting saat ini menurutnya sama-sama menjaga jarak dan terapkan sosial distancing.
“Sekarang ada beberapa cluster di Kalbar, ada cluster Magetan, kegiatan keagamaan di Kapuas Hulu, kegiatan keagamaan di Malaysia, kegiatan keagamaan di Gowa Sulsel, dan lain-lainnya,” tegas Midji.
Lanjut disampaikannya apabila masyarakat mau disiplin dalam 15 hari kedepan, ia yakin curva keterjangkitan akan mendatar bahkan menurun.
Namun apaibila masyarakat tidak disiplin, maka tidak bisa diprediksi kapan pandemi ini akan berlalu.
Ia juga menyayangkan masih ada masyarakat yang menyepelekan.
Memaang bagi mereka yang tidak ada sakit bawaan, hampir tidak ada gejala apabila terjangkit.
Namun bagi mereka yang mempunyai penyakit bawaan akan beresiko tinggi apabila sudah terjangkit virus corona.
Oleh sebab itu, banyak korban yang berjatuhan adalah mereka yang telah lanjut usia.
Sementara warga dengan imun tubuh yang kuat hanya tanpa gejala sedangkan didalam tubuhnya sudah ada virus corona.
“Kalau berani jadi relawan, seperti supir ambulans, fardu khifayah di rumah sakit atau nemani mereka yang positif, tapi di isolasi di tempat yang ditentukan pemerintah, sehingga bisa melihat dan tahu langsung seperti apa mereka yang terjangkit,” jelasnya.
Jangan sampai ketidak pedulian, malah memnbuat virus semakin menyebar dan membahayakan orang lainnya.
“Kite ni kalau belum kenak batang idong sendiri belom yakin. Kite yang sudah faham ini kadang ciut juga, tapi karena tugas, semua harus diurus dan tetap waspada serta berdoa,” pungkasnya.