Virus Corona Masuk Kalbar

Midji Bantu Mahasiswa Rantau asal Kalbar Rp 1 Juta/Bulan, Ini Jumlah Penerima & Sumber Dananya

Dikatakan, bantuan ini akan diberikan bagi mahasiswa asal Kalbar yang saat ini masih bertahan di luar Kalbar selama adanya Pandemi Covid-19

Penulis: Anggita Putri | Editor: Muhammad Firdaus
Tribunpontianak.co.id/Anggita Putri
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), H. Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), H Sutarmidji memastikan sudah ada data penerima bantuan terhadap mahasiswa rantau asal Kalbar.

Midji, sapaan akrabnya juga menjelaskan perihal sumber dana yang akan diberikan kepada mahasiswa tersebut.

Ia menjelaskan bahwa Pemprov Kalbar akan memberikan bantuan sebesar Rp 1 Juta/bulan bagi para mahasiswa penerima.

Dikatakan, bantuan ini akan diberikan bagi mahasiswa asal Kalbar yang saat ini masih bertahan di luar Kalbar selama adanya Pandemi Covid-19.

Indonesia Bebas Covid-19 100% Diprediksi Awal September 2020

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji akan memberikan bantuan dana langsung sebesar Rp 1 juta/bulan untuk mereka bertahan hidup di perantauan selama pandemi Covid-19.

"Kita sudah mendata, jumlah mahasiswa Kalbar yang ada di asrama Jakarta dan di Jawa, dimana jumlahnya sebanyak 114 mahasiswa," ujar Sutarmidji, Senin (27/4/2020).

Ia menuturkan bantuan itu bersumber dari Biaya Tidak Terduga (BTT) yakni sebesar Rp 228 juta.

Dimana masing-masing mahasiswa mendapatkan bantuan Rp 1 juta/bulan untuk waktu 2 bulan, yaitu bulan April dan Mei 2020.

Sutarmidji berharap agar mahasiswa yang ada di luar Kalbar bisa tetap bertahan di asramanya dan tidak pulang dulu, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Demikian dengan masyarakat Kalbar yang masih di luar, jangan pulang dulu karena kalau masih nekat pulang akan kita karantina selama 28 hari," pungkasnya. 

Seribu Rapid Test Segera Tiba di Ketapang, Ini Penjelasan Rustami

Pemkot Salurkan Bantuan

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyatakan telah hampir 100 persen untuk pendistribusian bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat miskin yang terdampak covid-19.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan sudah hampir 60 ribu Kepala Keluarga yang tersebar di seluruh Kota Pontianak yang telah diberikan bantuan beras.

"Pendistribusian by name by addres, seluruh pendistribusian akan dilakukan pertanggung jawabanya," ujarnya.

Pihaknya juga meminta para petugas Rukun Tetangga (RT) diharapkan bisa lebih intensif melakukan pendataan warga terdampak pandemi Covid-19.

Ia menilai data masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dipastikan akan terus bertambah.

Peran penting petugas RT dalam proses pendataan penduduk terdampak pandemi Covid-19. 

"Mekanisme pemberian bantuan yang diberikan pemerintah berdasarkan usulan dari RT. karena dia yang tahu di lapangan," ujarnya.

Ia menambahkan pendataan warga terdampak pandemi Covid-19 melalui RT.

Karena RT dianggap yang mengetahui dan paling dekat terhadap lingkungannya.

Data dari RT tersebut akan di serahkan kepada kelurahan.

Jika RT sudah membuat surat kepada lurah mengajukan warganya yang terdampak dan perlu dibantu.

Oleh karena itu, Edi mengatakan data tersebutlah akan akan menjadi dasar untuk pendistribusian bantuan dari pemerintah. 

"Dalam kondisi sekarang diharapkan tidak ada kesalahan dalam pendataan.

Kita minta RT untuk bisa membantu masyarakat sekitar, walaupun ada RT RW yang kurang aktif," paparnya.

Terima Bantuan APD dari SMK Santa Maria Pontianak, Rangga: Kami Sangat Terbantu dengan APD Ini

Lebih Lanjut Edi menyampaikan Pemerintah Kota Pontianak akan melakukan evaluasi distribusi sembako secara teknis.

Dipastikan penduduk miskin data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sudah terbagi semua. Kemudian juga mengakomodir para pendaftar yang baru.

"Selama ini Pemerintah Kota Pontianak juga telah menyalurkan sebanyak 600 ton beras," ujarnya

Ia menambahkan selain menggunakan data resmi yang di keluarkan Kementerian Sosial melalui DTKS.

Pemerintah Kota Pontianak juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 seperti pekerja yang di rumahkan, juru parkir, pedagang kantin sekolah, dan pekerja ekonomi kreatif lainnya.

"Sekarang penduduk miskin pasti bertambah akibat pandemi Covid-19 ini," ujarnya. 

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved