Mutiara Ramadan
Ramadan Jadi Penguatan Batin di Tengah Hiruk Pikuk Pandemi Covid-19
Syarif, kedudukan bulan Ramadhan bagi umat Islam sangat penting oleh karena di dalamnya diwajibkan kepada orang-orang beriman
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr H Syarif, M.Ag mengatakan, tahun ini kaum muslimin di seluruh dunia kembali akan menapaki babak pensucian diri dengan tibanya umur di bulan Ramadhan 1441 Hijriah.
Menurutnya, dalam kondisi sosial seperti saat ini dan karena sedang dalam hiruk-pikuk Pandemi covid-19, hadirnya kita di bulan Ramadhan dapat menjadi penguat batin. Mengapa bisa dikatakan demikian?
Dijelaskan Syarif, kedudukan bulan Ramadhan bagi umat Islam sangat penting oleh karena di dalamnya diwajibkan kepada orang-orang beriman berpuasa atau melakukan shiyam.
Shiyam itu artinya menahan. Ialah mukmin diperintah untuk mempuasakan atau menahan hawa-nafsunya. Dalam kajian hikmah diuraikan bahwa Hawa-Nafsu-Dunia-Setan (HNDS) yang menjadi ushul perilaku buruk setiap diri, sesungguhnya ia pasif adanya.
Artinya jika disebut mukmin mempuasakan atau menahan hawa-nafsu sebenarnya bermakna fakta bahwa si mukmin diperintah untuk tidak berperilaku dengan mereferensi hawa-nafsu.
• Ucapan Menyambut Ramadhan 2020 dan Doa Menjelang Puasa Ramadan 1441 H
Atau rilnya mukmin diperintah untuk menahan prilaku dirimua yang cenderung buruk akibat dirinya mengadabtir diri kepada hawa-nafsu.
Karena pentingnya kedudukan Ramadhan ini maka kita seperti menyambut datangan tamu agung dengan “Marhaban yâ Ramadhân”.
Kata marhaban ini biasanya digunakn dengan makna “mempersilahkan seluas-luasnya” kepada tamu yang dipandang agung. Bagaimana makan rilnya?
Sebenarnya Ramadhan bukan tamu.
Oleh karena itu Ramadhan bukan datang menghapiri kita. Sesungguhnya kitalah yang datang memasuki waktu bulan Ramadhan. Karena yang sebenarnya Ramadhan itu konstan tidak bergerak, melainkan kita sebagai subyek melewati waktu.
Di dalam penuturan hadist dinyatakan oleh Rasulullah Saw “Ramadhan syahru ummati, artinya Ramadhan bulan umatku”.
Oleh karena itu di dalamnya kita diperintah untuk melaksanakan ibadah besar maka kita sepontan menyilahkan diri kita dengan kegembiraan yang melebihi biasanya. Dan dengan seluas hati kita gembira memasuki bulan Ramadhan.
Lalu mengapa di sebut ibadah puasa sebagai ibadah besar? Hal itu oleh karena berpuasa di bulan Ramadhan begitu besar kesulitannya. Sehingga Rasul menamakan lebih besar dari perang badar.
Yang lebih penting lagi kedudukan bulan Ramadhan ialah karena dalam bulan Ramadhan kita memasuki riyadhah atau latihan dengan sungguh-sungguh untuk penguatan batin.
Mengapa disebut penguatan batin? Oleh karena di bulan ramadhan umat Muhammad mendapat kesempatan untuk menahan diri dan menguasai hawa-nafsu.
Seperti yang diurai oleh banyak ulama bahwa batin kita menjadi lemah atau tumpul oleh karena kita memakai hawa-nafsu dalam perilaku kita.