BALI Punya Kekebalan Misterius Terhadap Virus Corona?, Heboh Media Asing | Simak Penjelasan Ahli
Ada kemungkinan kasus asymptomatic Covid-19 diperkirakan sudah banyak terjadi di Bali. Itu didasarkan pada fakta Bali tengah menikmati bonus demografi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bali sejak lama menjadi perhatian dunia berkat pantai, keindahan alam dan juga budayanya yang memikat.
Pada masa pandemi virus Corona Covid-19 seperti saat ini, 'pesona' daerah yang dikenal dengan julukan Pulau Dewata itu seolah tak memudar.
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan ulasan satu media asing asal Hong Kong, Asia Times.
Saat itu, media asal asing satu ini mengeluarkan artikel yang menjelaskan bahwa Bali memiliki kekebalan misterius terhadap Covid-19.
Hal itu didasarkan pada minimnya jumlah kasus positif dan korban meninggal di pulau Dewata yang diakibatkan oleh virus corona jenis baru, Coronavirus SARS-CoV-2 yang jadi biang kerok pandemi Covid-19 ini.
• SOSOK Dokter Penemu Virus Corona Pertama di Dunia, June Almeida Berhasil Foto Coronavirus di 1964
Padahal, Bali adalah wilayah destinasi favorit yang mempertemukan banyak orang dari berbagai belahan dunia, yang menjadi wisatawan di Pulau Dewata itu.
Bahkan saat pandemi Corona Covid-19 mulai merebak di Wuhan, China, aktivitas industri pariwisata di Bali tetap berjalan seperti biasa.
Dalam pemberitaan Asia Times pada Selasa (14/4/2020) berjudul "Bali's Mysterious Immunity to Covid-19", mereka juga mencantumkan salah satu kesaksian dari warga setempat.
"Saya juga merasa bingung karena itu tidak masuk akal," kata Rio Helmi seorang blogger yang menuliskan kehidupan di sekitar kota pegunungan Ubud.

Sementara itu, menurut situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, covid19.go.id, kasus di Bali terkonfirmasi sebanyak 131 kasus.
36 dilaporkan sembuh, sementara korban jiwa akibat virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut mencapai 3 orang.
Penjelasan Dinkes Bali
Lantas, benarkah anggapan tersebut?
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya mengatakan pihaknya tidak bisa menjawab secara detail terkait hal tersebut. Pasalnya belum ada riset atau penelitian secara ilmiah terkait dengan kasus Covid-19 di Bali.
"Saya tidak berkomentar untuk itu, bukan ranah saya untuk menjawab. Kalau hanya asumsi atau opini, saya enggak berani," kata Ketut saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).
• GAYA Komunikasi 4 Gubernur Ini Soal Virus Corona Jadi Sorotan, Anies Baswedan Hingga Ganjar Pranowo
Mengenai penelitian, Ketut menambahkan bahwa dirinya tidak bernah membaca penelitian yang menyatakan hal tersebut.
"Yang jelas saya no comment lah," ujar Ketut.
Kata Pakar Epidemiolog
Dihubungi terpisah, epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, dalam sejarah pandemi yang menimpa manusia, sejauh ini tidak ada bukti atau riset yang menyatakan satu golongan atau ras tertentu akan terlindung dari suatu pandemi.
"Definisi pandemi itu sendiri mengartikan bahwa semua manusia di dunia akan memiliki potensi terkena penyakit Covid-19," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).
Menurut dia, tentu saja terdapat faktor lain yang berpengaruh, misalnya personal hygiene, akses ke fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya.
• KABAR BAIK, Virus Corona Bisa Mati Sendiri | Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia Jelaskan Covid-19
Terlebih, masalah yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia dan termasuk Bali adalah cakupan tes yang belum bersifat masif dan agresif.
"Padahal tes ini lah yang sangat berperan penting dalam mendeteksi kasus Covid-19, sekaligus memiliki banyak manfaat antara selain mencegah penularan dengan isolasi," terang dia.
Potensi Penularan Lokal
Selain itu, kata dia, juga akan mencegah terjadinya angka kematian akibat keterlambatan diagnosis dan kesakitan parah yang akan membebani rumah sakit.
Tes tersebut juga akan menjawab bagaimana posisi atau keadaan infeksi virus corona di suatu wilayah.
"Artinya, dalam kasus Bali, dapat menjawab misteri atau pertanyaan terkait paparan kasus Covid-19 yang telah atau sedang terjadi," kata dia.
Menurut Dicky, sejauh ini Bali tercatat menjadi tempat transit beberapa kasus yang terbukti positif setelah kembali ke negara asalnya.
Dengan kata lain, potensi adanya penularan lokal sebetulnya besar kemungkinan sudah terjadi.
• KISAH Perawat Asal Kalbar di Rumah Sakit Corona Wisma Atlet Jakarta, Pahit dan Getirnya Berbalut APD
"Transmisi lokal di Bali ini diperkirakan sudah terjadi sejak Februari. salah satu yang bisa jadi rujukan adalah adanya kasus positif Covid-19 pertama di New Zealand seorang wanita usia 60 tahun yang datang dari Iran dan sempat transit di Bali sebelum ke New Zealand," jelas dia.
Sementara itu, kasus lain yakni adanya laporan Provinsi Anhui, China yang melaporkan kasus positif Covid-19, di mana sebelumnya orang tersebut sempat berkunjung ke Bali pada 28 januari.
Artinya, Bali dengan komposisi penduduk usia dewasa muda yang dominan dan saat ini sudah dalam tahap menikmati bonus demografi, maka kemungkinan kasus asymptomatic Covid-19 diperkirakan sudah banyak terjadi.
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kompas.com, dapat dilihat di link berikut: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/18/173100365/benarkah-bali-miliki-kekebalan-misterius-terhadap-virus-corona-ini?
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838