Wabah Virus Corona

Ini yang Terjadi Saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona Covid-19: Ada Pertarungan Seperti Lomba Sprint

virus corona yang sudah masuk dalam tubuh kemudian menyerang................

Editor: Nasaruddin
Dinkes Kalbar
Ilustrasi virus corona covid-19 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Virus corona Covid-19 yang menular ke tubuh seseorang berpotensi mati dengan sendirinya.

Demikian disampaikan Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Abidinsyah Siregar.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi jika sudah melalui 14 hari masa inkubasi virus yang menyebabkan Covid-19 itu.

Akan tetapi, sistem kekebalan imun individu yang telah tertular virus corona dipertaruhkan selama masa inkubasi 14 hari.

Abindinsyah menjelaskan proses yang terjadi saat tubuh terinfeksi virus corona.

Hal paling penting, perilaku virus adalah mempertahankan kehidupan tergantung inangnya.

DOKTER di Seluruh Dunia Tunjukkan Bukti Virus Corona Serang Paru-paru, Hati Hingga Ginjal Jadi Rusak

"Ada yang berinang di nyamuk, ada yang di burung, sekarang virus corona kan semestinya berinang di hewan yang sebelumnya menjadi inang, " ujar Abidinsyah dalam diskusi bertajuk "Ikhtiar Melawan Corona" yang digelar secara daring pada Sabtu (18/4/2020).

Dalam kondisi saat ini, virus corona ingin bertahan hidup di tubuh manusia.

Kemudian, kata dia, yang disasar adalah paru-paru manusia.

"Setelah menginfeksi, dengan cepat virus corona menyerang paru-paru sehingga ruang dalam paru-paru dikuasai. Hal ini menyebabkan individu gagal napas," ucap Abidinsyah.

Proses ini terjadi sedemikian rupa.

Selain itu, saat sudah menginfeksi, terjadi pertarungan antigen dengan antibodi di dalam tubuh.

"Pertarungan itu akan terjadi seperti lomba sprint. Virus akan bertahan selama 14 hari. Kalau lewat, virus sudah kehabisan kemampuan bertahan, lalu mati sendiri," ucap Abindinsyah.

Setelah itu, dia menyebutkan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi.

"Akan tetapi perlu diingat bahwa selama 14 hari inkubasi tadi sistem imun tubuh dipertaruhkan," kata Abindinsyah.

Dia pun mengingatkan bahwa saat ini belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan atau mencegah Covid-19.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan masyarakat adalah menyingkirkan sumber penularan dengan orang-orang yang berpotensi tertular.

"Itu terpaksa kita lakukan dan hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang," kata dia.

Hingga 17 April 2020, 120 Pekerja di-PHK dan 1022 Pekerja Dirumahkan di Pontianak

Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia saat ini menjadi yang terbanyak di ASEAN.

Berdasarkan data yang disampaikan, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, saat ini ada 5.923 kasus virus corona Covid-19 di Indonesia.

Jumlah itu setelah ada penambahan 407 kasus positif baru virus corona pada Jumat, (17/4/2020) pukul 12.00 WIB.

Jumlah 5.923 kasus positif virus corona di Indonesia tersebut, menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.

Selain itu, dengan jumlah tersebut juga menjadi yang terbanyak ke-11 di Asia, melihat data Worldometers.

Dari pernyataan yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, terdapat penambahan 407 kasus positif baru virus corona pada Jumat.

Kemudian, terjadi juga penambahan 59 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sehingga jumlah total pasien sembuh 607 orang.

Sedangkan jumlah total pasien meninggal karena virus corona berjumlah 520 orang setelah ada tambahan 24 pasien meninggal.

Jumlah kasus virus corona di Indonesia melonjak dengan adanya tambahan 407 kasus baru.

Sementara Filipina yang sebelumnya memiliki kasus virus corona tertinggi di ASEAN melaporkan 218 kasus positif baru pada Jumat.

Berikut update jumlah kasus virus corona di ASEAN:

1. Indonesia: 5.923 kasus, 520 meninggal, 607 sembuh

2. Filipina: 5.878 kasus, 387 meninggal, 487 sembuh

3. Malaysia: 5.251 kasus, 86 meninggal, 2.967 sembuh

4. Singapura: 5.050 kasus, 11 meninggal, 683 sembuh

5. Thailand: 2.700 kasus, 47 meninggal, 1.689 sembuh

6. Vietnam: 268 kasus, 0 meninggal, 198 sembuh

7. Brunei: 136 kasus, 1 meninggal, 112 sembuh

8. Kamboja: 122 kasus, 0 meninggal, 98 sembuh

9. Myanmar: 88 kasus, 4 meninggal, 5 sembuh

10. Laos: 19 kasus, 0 meninggal, 2 sembuh

11. Timor Leste: 18 kasus, 0 meninggal, 1 sembuh

Selain memiliki kasus positif terbanyak, korban meninggal pasien virus corona di Indonesia juga yang tertinggi di ASEAN.

Sementara jumlah pasien sembuh terbanyak berada di Malaysia.

Sementara itu, selain memiliki kasus virus corona terbanyak di ASEAN, dengan total 5.923 kasus, Indonesia juga menjadi yang terbanyak ke-11 di Asia menurut rekap Worldometers.

Berikut update jumlah kasus virus corona di Asia pada Sabtu (18/4/2020):

1. China: 82.692 kasus, 4.632 meninggal, 77.944 sembuh

2. Iran: 79.494 kasus, 4.958 meninggal, 54.064 sembuh

3. Turki: 78.546 kasus, 1.769 meninggal, 8.631 sembuh

4. India: 14.352 kasus, 486 meninggal, 2.041 sembuh

5. Israel: 12.982 kasus, 151 meninggal, 3.126 sembuh

6. Korea Selatan: 10.635 kasus, 230 meninggal, 7.829 sembuh

7. Jepang: 9.787 kasus, 190 meninggal, 935 sembuh

8. Arab Saudi: 7.142 kasus, 87 meninggal, 1.049 sembuh

9. Pakistan: 7.025 kasus, 135 meninggal, 1.765 sembuh

10. UEA: 6.302 kasus, 37 meninggal, 1.188 sembuh

11. Indonesia: 5.923 kasus, 520 meninggal, 607 sembuh

Cegah Tertular Covid-19

Menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh adalah satu di antara cara mencegah diri tertular virus corona Covid-19.

Namun demikian, perlu diingat bahwa untuk meningkatkan dan menjaga imunitas tubuh tidak hanya soal asupan makanan.

Hal itu juga ditunjang dengan sikap kita dalam mengantisipasi virus.

“Physical distancing. Jangan main-main dengan virus. Mau sehat kayak apa kalau dikeroyok virus yang daya tularnya tinggi, tengkurep juga kita!” ujar Dokter Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum seperti dilansir Kompas.com.

Soal asupan makanan, yang terpenting adalah pola makan seimbang.

Sesuai dengan panduan resmi dari Kementerian Kesehatan, makanan bergizi seimbang adalah lauk-pauk, buah-buahan, sayuran, dan makanan pokok.

“Kalau kebanyakan salah salah satu jenis makanan, sudah tidak seimbang lagi,” kata Dokter Tan.

Dalam pengolahan makanan, jangan lupa untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Mencuci dahulu sayur dan buah dengan bersih

2. Lauk dimasak matang

3. Hindari gula, garam dan lemak berlebihan

Tan juga mengingatkan agar masyarakat mengikuti Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti cuci tangan dengan sabun.

“Tangan bersih tapi meja enggak dilap. Ingat, kita sekarang berhadapan dengan virus yang enggak terlihat. Pegang-pegang fasilitas publik, habis cuci tangan ya percuma. Pakai sarung tangan lebih konyol lagi. Mindahin virusnya ke mana-mana,” kata dia.

Upaya lain untuk meningkatkan dan menjaga imunitas tubuh adalah cukup istirahat.

“Tujuh jam tidur. Tubuh bukan versi kuota unlimited,” lanjut Dokter Tan.

Selain itu, mendapatkan matahari pagi yang cukup juga bisa membantu meningkatkan imunitas.

“Bukan mataharinya mematikan virus. Jangan salah ya. Tapi membuat tubuh mampu bikin vitamin D3. Ini yang disebut meningkatkan kekebalan tubuh,” kata Tan.

Ia menjelaskan, matahari memiliki 3 gelombang cahaya yakni UVA, UVB dan UVC.

UVA ada sejak subuh, dan merupakan gelombang terpanjang matahari.

UVA ini tidak dibutuhkan oleh tubuh dan dapat menimbulkan risiko kanker dan keriput.

UVC tidak masuk ke bumi karena diserap atmosfer karena ukuran gelombangnya pendek.

Sementara, gelombang ke tiga adalah UVB yang akan sampai ke bumi saat matahari mulai dekat sekitar pukul 10.00.

UVB inilah yang bermanfaat untuk tubuh.

Untuk mendapatkan sinar matahari ini bisa dilakukan cukup selama 15 menit.

“Dapatkan cahaya matahari cukup, kena kulit langsung, jam 10 pagi, 15 menit. Agar UVB yang mengandung pro vitamin D bisa dibuat tubuh menjadi vitamin D3 yang berperan dalam sistem imunitas,” ucap Tan.

Waktu 15 menit tersebut adalah perhitungan rata-rata untuk kulit masyarakat Asia.

“Jika kulitnya gelap, mungkin sekitar 20-25 menit. Karena melanositnya (pemberi warna kulit) banyak. Jadi butuh banyak menyerap agar provit D3nya mencukupi,” kata Dokter Tan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Berpotensi Mati dengan Sendirinya, Ini Penjelasan Pakar IDI"
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Bayu Galih

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved