Virus Corona Masuk Kalbar
KOTA Pontianak Mungkin Diterapkan PSBB, Ini Alasan Sutarmidji hingga Reaksi Edi Kamtono
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengungkapkan alasan adanya kemungkinan penerepan PSBB untuk di Kota Pontianak.
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kota Pontianak yang disebut sudah menjadi transmisi lokal penyebaran Virus Corona Covid-19 dimungkinkan bakal menerapkan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengungkapkan alasan adanya kemungkinan penerepan PSBB untuk di Kota Pontianak.
Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Pontianak, jelasnya, sudah masuk tahap transmisi lokal.
Untuk itu ia meminta Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono tetap tegas dalam mengatur kondisi Kota Pontianak saat ini.
Ia mendukung dan meminta Edi Kamtono untuk tidak tunduk dengan siapapun.
Serta tidak gentar dengan intervensi yang dilakukan oknum-oknum tidak mengetahui persoalan yang ada.
Perihal menutup tempat keramaian dan pembatasan dengan penutupan jalan-jalan yang dianggap mengundang keramaian dinilainya sebagai langkah tepat.
Bahkan menurut Midji, di Pontianak sangat memungkinkan untuk dilalukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di Jakarta dan sekitarnya.
Hal itu diungkapkannya pasal adanya penularan virus corona transmisi lokal.
Artinya untuk penularan di Pontianak disebutnya bukan lagi warga yang keluar daerah.
"Penularan di Pontianak ini sudah transmisi lokal, artinya penularan sudah antar warga,"ucap Midji saat diwawancarai, Rabu (15/4/2020).
Midji menegaskan, untuk Kalbar memang belum ada rencana penerapan PSBB.
"Kalau Kalbar belum tapi untuk Pontianak sangat mungkin, karena sudah transmisi lokal, banyak kasus orang tanpa gejala (OTG)," tegasnya.
Oleh karena itu, ia meminta Wali Kota Pontianak tegas mengatur kota jangan sampai menimbulkan persoalan lebih besar.
"Pak Wali harus tegas, janga tunduk dengan ancaman dari siapapun dalam mengatur kota, yang ngeyel tindak secara hukum," ujarnya.
Ia menjelaskan di Pontianak sekarang kondisinya tidak baik dalam kasus corona.
Banyak orang tanpa gejala, "lebih dari 60 orang yang sekarang kita karantina ketat, karena hasil ravid test nya reaktif," ucapnya.
Midji meminta tetap tutup dulu pusat keramaian kota.
"Yang mau ngancam ini, itu kalau perlu tangkap aja. Syukur-syukur Kota Pontianak belum memberlakukan PSBB," kata Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.
Ia menuturkan, dalam kondisi sekarang jangan ada yang merasa paling hebat.
"Kalau mau jadi tenaga relawan, di ruang isolasi aja, mau? ya monggo," pungkasnya.
Reaksi Edi Kamtono
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menilai bahwa pemerintah kota Pontianak bisa saja memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kendati demikian, hal tersebut memerlukan persetujuan dari Kementerian Kesehatan.
Pihaknya akan melakukan konsultasi dengan Gubernur Kalbar untuk dapat mengeluarkan kebijakan PSBB.
"Karena untuk mengeluarkan PSBB kita harus siap dengan konsekuensinya, seperti kesiapan personel, bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena secara langsung dari pemberlakuan PSBB," ujarnya.
Dirinya menerangkan bahwa pemberlakuan PSBB akan memberikan dampak terhadap aktivitas transportasi yang juga ikut dibatasi.
"Nah kita akan lihat secara lebih lanjut dahulu situasi kedepan," ujarnya.
Beberapa daerah di Indonesia yang sudah memberlakukan PSBB untuk memutus penyebaran covid 19 yakni Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jabar dan beberapa daerah di Provinsi Banten.
Dirinya mengatakan pihaknya akan memantau situasi para pasien yang terkonfirmasi positif covid 19 di Kota Pontianak.
Tren peningkatan jumlah pasien ODP dan PDP juga akan terus dipantau. Lambanya hasil tes swab keluar juga dinilainya memberikan hambatan terhadap tracking terhadap kasus positif. (*)
Naik Signifikan
Kasus konfirmasi positif corona di Kalbar meningkat signifikan.
Persentase peningkatan tersebut mencapai 61 persen atau ada penambahan delapan kasus baru.
Tidak heran memang, Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebelumnya sudah mengingatkan bahwa akan ada peningkatan signkfikan.
Pasalnya, lebih dari 100 orang warga Kalbar dari hasil rapid test dinyatakan reaktif corona.
"Akurasi rapid test memang 60-70 persen, tapi itu cukup menggambarkan bahwa kita harus berhati-hati dan tetap jaga jarak,"ucap Sutarmidji.
Peningkatan delapan kasus terakhir dua di antaranya memang bukan asli warga Kalbar.
Mereka merupakan warga Jakarta dan Makasar, bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).
Kemudian, tiga orang lainnya merupakan warga Kota Pontianak.
Satu warga Singkawang dan satu lagi warga Kayong Utara.
Sedangkan untuk riwayat mereka, dua orang tercatat baru pulang dari Sulawesi Selatan dalam beberapa waktu terakhir.
Dan untuk warga Kayong Utara yang positif riwayatnya baru saja kembali dari India.
Selanjutnya, satu warga Pontianak yang dinyatakan positif corona mempunyai riwayat dari Entikong, Kabupaten Sanggau.
Dari total 21 kasus positif di Kalbar, tiga orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Bahkan mereka meninggal sebelum hasil lab atau tes swab keluar.
Berikut nama dan umur pasien corona di Kalbar:
1. Pasien berjenis kelamin laki-laki, umur 48 tahun.
Pasien tersebut berasal dari Kota Pontianak dan dirawat di RS Pontianak.
2. Pasien berjenis kelamin perempuan umur 44 tahun, tinggal di Kota Pontianak.
Saat ini pasien tersebut diisolasi ketat.
3. Pasien laki-laki umur 48 tahun.
Ia merupakan warga Singkawang dan mempunyai riwayat perjalanan dari Gowa Sulawesi Selatan.
4. Pasien laki-laki berumur 57 tahun, warga Jakarta dan merupakan anak buah kapal (ABK).
Saat ini dirawat di rumah sakit di Kota Pontianak.
5. Pasien laki-laki umur 29 tahun, dari Kayong Utara.
Pria 29 tahun ini mempunyai riwayat ke India dan saat ini isolasi ketat.
6. Pasien laki-laki 22 tahun, merupakan anak buah kapal (ABK).
Ia merupakan warga Makasar, dirawat di rumah sakit di Pontianak dan menunggu satu kali lagi
hasil lab negatif utk dinyatakan sembuh.
7. Pasien laki-laki umur 50 tahun.
Ia mempunyai riwayat ke Sulawesi Selatan dan saat ini diisolasi ketat.
8. Pasien laki-laki umur 46 tahun warga Pontianak.
Saat ini dirawat di rumah sakit di Kota Pontianak dan riwayat pergi ke Entikong.
Dari data yang dirangkum Tribun Pontianak mulai dari kasus positif pertama hingga kasus ke-13 sebelumnya.
Pasien 01 : Pria (34), riwayat ke Kuala Lumpur,
dirawat di RSUD Soedarso Pontianak.
Pasien 02 : Pria (19), riwayat kerja di Sarawak, dirawat di RSUD Abdul Azis Singkawang.
Pasien 03 : Pria (46), riwayat ke Malaysia, dirawat di RSUD Abdul Azis Singkawang.
Pasien 04 : Wanita (30), istri dari pasien 01 di RSUD Soedarso Pontianak.
Pasien 05 : Pria (50) di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang.
Pasien 06 : Wanita (69), wafat saat berstatus PDP pada 21 Maret 2020. Sempat dirawat di RSUD Soedarso.
Pasien 07 : Wanita (52) dirawat di RS Abdul Azis Singkawang.
Pasien 08 : Pria (50), wafat saat berstatus PDP pada 25 Maret 2020. Sempat dirawat di RSUD Soedarso.
Pasien 09 : Pria (25) kontak dengan kasus 01 (rekan kerja) dirawat di RSUD dr Soedarso.
Pasien 10 : Wanita (39) dirawat di RSUD Agus Djam Ketapang dan mempunyai riwayat ke Jakarta dan Bogor.
Pasien 11 : Perempuan 54 tahun, warga Pontianak dirawat di RS Kota Pontianak.
Pasien 12 : Laki-laki umur 71 tahun, warga Pontianak.
Pasien 13 : Laki-laki umur 68 tahun, juga merupakan warga Pontianak.
Itulah riwayat dan data pasien positif corona di Kalbar hingga hari ini, Jumat 17 April 2020. (*)