Wabah Virus Corona
Terbongkar Asal Mula Covid-19 dari Laboratorium Wuhan Bukan untuk Senjata Biologis, Tapi Untuk Ini
Pejabat Kedutaan Besar AS pada Januari 2018 sudah memperingatkan tentang keselamatan yang tidak memadai di laboratorium Institut Virologi Wuhan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berbeda dengan sejumlah negara di dunia masih berkutat dalam melawan virus Corona, pemerintah Cina justru secara resmi mencabut lockdown Kota Wuhan yang berarti sudah cukup aman dari wabah Covid-19.
Jutaan penduduk di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, merayakan dicabutnya kebijakan lockdown atau karantina wilayah yang telah mereka jalani selama 11 pekan.
Kota Wuhan disebut-sebut sebagai tempat asal virus Corona mewabah.
Kemungkinan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium Wuhan kini semakin kuat.
Dilansir dari Fox News, Kamis (16/4/2020), berbagai sumber yang telah diberi pengarahan tentang perincian tindakan awal oleh pemerintah China dan melihat materi yang relevan memberi tahu Fox News.
• Begini Cara Korea Selatan Atasi Pandemi Virus Corona Covid-19 Tanpa Lakukan Lockdown
Sumber percaya bahwa transmisi awal virus adalah kelelawar ke manusia, dan bahwa 'patient zero' atau pasien nol bekerja di lab tersebut, lalu dia bepergian masuk ke populasi di Wuhan.
Ditanya oleh Fox News, John Roberts tentang pelaporan itu, Presiden Trump berkomentar pada konferensi pers virus corona pada hari Rabu:
"Semakin banyak kita mendengar cerita ... kita sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi yang mengerikan ini."
Dokumen merinci upaya awal oleh dokter di lab dan upaya awal lockdown.
Pasar bebas Wuhan awalnya diidentifikasi sebagai titik asal yang mungkin tidak pernah menjual kelelawar.
• Update Corona Sanggau Kamis 16 April 2020, 826 ODP dan 1999 Orang Selesai Dalam Pemantauan
Sumber itu juga mengatakan kepada Fox bahwa menyalahkan pasar bebas adalah upaya China untuk menutupi kesalahan lab, bersama dengan upaya propaganda negara yang menargetkan AS dan Italia.
Pejabat Kedutaan Besar AS pada Januari 2018 sudah memperingatkan tentang keselamatan yang tidak memadai di laboratorium Institut Virologi Wuhan.
Dia menyampaikan informasi tentang para ilmuwan yang melakukan penelitian berisiko terhadap virus corona dari kelelawar, The Washington Post melaporkan Selasa.
Menanggapi laporan itu, Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan Selasa sore:
"Seharusnya tidak mengejutkan bagi Anda bahwa kami telah tertarik pada hal itu dan kami dan mempekerjakan banyak intelijen."