Anggota DPRD Dukung Langkah Hukum yang Diambil Petani Jeruk Sambas
Masyarakat Sambas sudah puluhan tahun menjadi petani jeruk Siam, yang merupakan salah satu komoditi andalan Kabupaten Sambas
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Sambas, Bagus Setiadi menegaskan jika dirinya sangat mendukung upaya hukum penanganan kasus dugaan pencemaran nama baik Jeruk Sambas, yang dilakukan oleh satu akun facebook beberapa waktu lalu.
Ditegaskanya, informasi yang disampaikan oleh akun facebook tersebut dinilai telah menyudutkan para petani jeruk dan pedagang jeruk Sambas di Pontianak.
"Kami terus memantau perkembangan kasus ini, yang mana telah dilaporkan oleh perwakilan kelompok petani jeruk Sambas beberapa waktu lalu," ujarnya, Rabu (15/4/2020).
"Dan kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk mengentaskan kasus tersebut," katanya.
Di sampaikan Bagus, mereka akan terus melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan citra Jeruk Sambas, agar tetap dikenal baik oleh masyarakat, serta aman bagi kesehatan.
"Jeruk sambas yang dijual di Pontianak itu sehat, menyehatkan, mengandung nilai vitamin yang tinggi, bukan malah seperti apa yang ditudingkan," tegasnya.
• Luna Maya Lakukan Rapid Test, Hasilnya Bikin Mantan Pacar Reino Barack Ini Deg-degan
Menurut Bagus, masyarakat Sambas sudah puluhan tahun menjadi petani jeruk Siam, yang merupakan salah satu komoditi andalan Kabupaten Sambas.
Karenanya kata Bagus, Jeruk Sambas sudah menjadi primadona dan dikenal oleh masyarakat luas. Itu karena rasanya yang manis, dan segar.
Bahkan kata Bagus, jeruk Sambas juga sudah dijual hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
"Jeruk Sambas juga dikirim ke Batam serta ke Bangka Belitung melalui pelabuhan Tebas Kuala oleh pengusaha jeruk, dengan volume 15-30 ton per kapal, untuk wilayah Jakarta, jeruk tidak melalui Pelabuhan Sintete atau Tebas, tapi lewat Pelabuhan Dwikora di Pontianak," paparnya.
"Belum lagi pengiriman jeruk Sambas ke berbagai lokasi di Kalbar, jika memang ini membahayakan kesehatan dan ginjal seperti yang dituduhkan, maka saya rasa tidak akan ada lagi masyarakat luar yang membelinya sejak dulu, dan mungkin Kalbar akan didominasi oleh warga yang sakit ginjal," tutupnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak