Virus Corona Masuk Kalbar

Sutarmidji Pastikan Layanan RS Sesuai SOP, Pasien Bantah Kabur dan Kesal Identitas Tersebar

Karena bagaimana pun rapid test hanya sekitar 60 persen akurasi yang bisa meyakinkan dan sisanya tidak

Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menggelar konferensi pers terkait satu warga Pontianak yang positif Corona, di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Minggu (15/3/2020) sore. 

"Dia tanya ngape ndak menghubungi saya. Saya jawablah, petugas tidak ada mengambil nomor handphone, macam mana dia menghubungi saya," ceritanya.

Akhirnya ia sampai di pintu IGD Soedarso dan bertemu Satpam. Saat itu waktu menunjukan pukul 18.30.

"Satpam malah nanya kok balik lagi, saya katakan katanya saya dicari. Pihak Puskesmas telepon," ujarnya menjelaskan.

Ia kemudian diminta menunggu di ruangan untuk menjalani tes paru-paru. "Dari jam 18.30 itu sampai malam tidak ade yang ketemu saye. Ade perawat nongol kepala nawarkan makan nasi kotak jak. Saya katakan iya bang, makaseh," katanya.

Saat itu pula ia menelpon orangtuanya di rumah. Pukul 19.30, ia kaget karena identitasnya viral dan dinyatakan kabur dari rumah sakit. Dokumen pribadi dirinya seperti KTP dan kartu kuning dari Bandara ikut tersebar.

"Saat saya telepon mama, ada polisi datang ke rumah. Polisi bilang sama bapak saya kalau saya kabur dari rumah sakit," ceritanya.

Polisi juga menunjukkan informasi yang beredar di media sosial disertai KTP dirinya."Lah kabur darimana, itu lagi teleponan sama mamanya," ucapnya menirukan perkataan orangtuanya.

Polisi kemudian datang ke RSUD Soedarso. Ia menyayangkan datanya dirinya seperti KTP dan kartu kuning tersebar. Padahal dirinya tidak kabur. "Kapan saya ada kabur, dari jam setengah 7 saya duduk di ruangan Soedarso. Itu CCTV lengkap saya bilang," katanya.

Ia juga menegaskan, tak ada hasil rapid test positif di Jakarta. Ia hanya diminta untuk tes ulang. "Saya katakan silakan rumah sakit yang klarifikasi. Kasian keluarga saya di rumah didatangi polisi dan ditangani warga," katanya.

Ia juga mencari petugas yang menyebarkan identitasnya dan mengatakan dirinya kabur dari rumah sakit. Akibatnya, sang adik yang hendak mengantarkan pakaiannya ke rumah sakit dilarang oleh warga.

"Mama saya begegar di rumah ditemui orang terus sampai jam 03.00 subuh. Saya sayangkan informasi yang tidak benar dan menyebarkan KTP itu," tegasnya.

Ia meminta pihak rumah sakit mengklarifikasi karena telah menyebarkan informasi sesat menyatakan dirinya kabur seerta menyebarluaskan KTP serta identitasnya. "Saya sendiri di RSUD dr Soedarso, tidak ada rapid test dan darah saya baru diambil lagi," katanya.

Ia mengimbau kepada pemerintah serius, cepat dan tanggap menangani kasus corona. "Jangan terlalu cuek. Saya tahu pasien banyak dan mereka capek. Tapi tolong kasih arahan dan penjelasan pada pasien. Kita disuruh menunggu berjam-jam, itu lapar," katanya. Ia paham, hanya oknum yang berbuat, bukan seluruh tenaga medis.

Sesuai SOP
Gubernur Kalbar Sutarmidji memastikan layanan di RSUD dr Soedarso berjalan baik saat melayani pasien yang Covid-19. Sutarmidji memastikan tidak ada kesalahan prosedur dalam melayani seorang pasien yang diberikan kabur sebelumnya.

"Yang salah bukan rumah sakit, dienye sendiri. Emang selama ini ada masalah, kan tidak. Pelayanan bagus," ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Rabu (8/4).

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved