Virus Corona Masuk Kalbar
Sutarmidji Pastikan Layanan RS Sesuai SOP, Pasien Bantah Kabur dan Kesal Identitas Tersebar
Karena bagaimana pun rapid test hanya sekitar 60 persen akurasi yang bisa meyakinkan dan sisanya tidak
"Dia pergi, saya masih duduk di RSUD dr Soedarso tuh. Setelah itu jam 14.00 kurang ada masuk lagi petugas ngambil darah. Itupun ndak banyak kata, hanya bilang mau ambil darah," tambahnya.
Ia kembali bertanya, harus mengapa dan bagaimana. Petugas hanya mengatakan diam dulu. "Setelah itu, saya mikir ngapain saya ke sini dan tidak ada kejelasan. Hingga saya menunggu jam 16.00 kurang. Ada yang masuk lagi, eh cuma tensi darah," katanya.
Ia kembali bertanya. "Bang setelah ini ape agik, katanya udah. Saya tanya jadi gimana, petugasnya bilang ndak tahu," ceritanya.
Ia kemudian menunggu hingga pukul 17.00 lewat. "Setengah enam saya keluar, ketemu Satpam. Saya tanya, pak saya ngapain lagi. Satpam hanya bilang ndak tahu mas. Serius saya bilang, dia bilang serius," ucapnya.
Lantaran tak mendapat instruksi apapun, ia meminta KTP kepada Satpam. “Saya tidak boleh masuk, akhir Satpamnya sendiri yang masuk. Satpam datang dan membawa kantong, isinya hanya KTP dan kartu berobat Soedarso,” jelasnya.
"Saya tanya, tidak ada obatkah. Satpamnya bilang cuma itu, yakin kah kata saya. Dia bilang yakin,“ ucapnya.
Lantaran tak ada kejelasan, ia memilih duduk di parkiran di dekat Masjid RSUD dr Soedarso sembari menunggu salat Magrib meskipun saat itu masjid tutup. Ia memastikan selama berada di parkiran tak berkomunikasi dengan siapapun.
• Peduli di Tengah Pandemi Covid-19, Polda Kalbar Bagikan Sembako Kepada Warga Tepian Sungai Kapuas
Saat berada di parkiran, ia menerima telepon dari petugas Puskesmas Siantan. "Perlu dicatat, pihak RSUD dr Soedarso tidak ada mengambil nomor handphone saya hingga detik ini. Mereka hanya mengambil KTP dan melihat kartu kuning Bandara," katanya.
Petugas Puskesmas Siantan mempertanyakan hasil pemeriksaan dirinya di RSUD dr Soedarso.
"Saya bilang, gimana hasilnya, Bang. Saya pun tidak tahu. Terus dia nanya penjelasan dari pihak rumah sakit seperti apa. Saya katakan jangankan jelaskan ngomong pun tak ada," katanya.
Petugas Puskesmas Siantan kemudian bertanya apa proses selanjutnya. Lantaran tak mendapatkan arahan, ia mengatakan tak tahu dan tidak ada kejelasan.
"Pertanyaan saya ini mudah bang. Saye harus kemana lagi dan apalagi," ucapnya menirukan percakapan dengan petugas Puskesmas Siantan.
Ia mengaku saat itu belum makan dan mandi. Waktu juga menjelang salat Magrib. Petugas Puskesmas Siantan akhirnya menelepon petugas RSUD dr Soedarso. Ia tetap menunggu di area parkiran rumah sakit.
Tak berselang lama, petugas Puskesmas menelepon kembali. Petugas kembali menyatakan apa arahan dari RSUD Soedarso dan menyatakan obat apa yang telah diberikan. Ia kemudian menjawab tak ada obat dan tidak ada arahan.
"Dia bepesan, kalau ada apa-apa menghubungi dirinya. Terus dia nanya saya mau kemana, saya jawab mau makan dan Magrib," katanya.
Lantaran tak mendapat jawaban, ia keluar parkiran RSUD Soedarso untuk mencari makan. "Saya makan sebentar dan salat. Abis salat saya ditelepon petugas Puskesmas tadi. Dia katakan saya dicari petugas Soedarso," jelasnya.
Ia mengatakan dirinya berada di Soedarso.