Wabah Virus Corona
Kerumunan Warga Sambut Duta LIDA saat Wabah Corona Jadi Sorotan, Polisi hingga Indosiar Bereaksi
Namun tampaknya masyarakat yang bangga dan senang melihat warganya meraih prestasi di kancah nasional ini kurang mempedulikan imbauan pemerintah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Masyarakat saat ini diminta untuk membatasi diri untuk keluar rumah dengan melakukan social distancing dan mencegah kerumunan warga mencegah penularan virus Corona lebih luas lagi.
Namun tidak dengan yang terjadi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.
Kepulangan dua kontestan Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2020 mencuri perhatian publik.
Hal ini lantaran kepulangan mereka justru disambut kerumunan warga yang meriah di tengah pandemi corona.
Padahal pemerintah sendiri sudah memperingatkan masyarakat untuk menghindari kerumunan.
• NASIB THR PNS dan Gaji Ke-13 di Tengah Pandemi Corona dan Anjloknya Pendapatan Negara
Imbauan tersebut mereka informasikan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun tampaknya masyarakat yang bangga dan senang melihat warganya meraih prestasi di kancah nasional ini kurang mempedulikan imbauan pemerintah.
Mereka justru berkerumun menyambut kepulangan dua kontestan LIDA yakni Eva Yolanda dan Hamid Aan.

Eva Yolanda pulang ke kampung halamannya di Desa Lando, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Minggu 5 April 2020.
Video yang beredar memperlihatkan Eva Yolanda yang sedang bernyanyi di depan warga yang berkerumun dan berdesak-desakan.
Mereka bahkan tak perduli dengan imbauan sosial distancing di tengah wabah corona.
Eva sendiri tereliminasi dari kontes itu pada Sabtu (4/4/2020).
• Berjuang di Panggung LIDA 2020 Indosiar, Rumah Duta Asal Kalimantan Barat Ini Malah Dibobol Maling
Tak hanya di Lombok Timur. Satu hari sebelumnya, kedatangan Hamid Aan kontestan Liga Dangdut (LIDA) perwakilan NTT juga disambut ribuan warga di Alor, Nusa Tenggara Timur
Mereka berkumpul di Bandara Mali, Alor untuk menjemput Hamid pada Sabtu (4/4/2020).
Sebagian warga juga memadati halaman rumah Hamid di Desa Alila Selatan, Kecamatan ALor Barat Laut.
Padahal saat ini wabah virus corona dan pemerintah pusat maupun Provinsi NTT, telah mengimbau warga untuk menjaga jarak fisik dan menghindari kerumuman.
Polisi meminta maaf jika dianggap kecolongan
Kedatangan Eva di Lombok Timur dikawal oleh polisi agar tidak dikerumuni massa.
Namun ternyata massa sudah berkumpul di jalan menuju rumah Eva.
Warga tetap berkerumun walaupun Lombok Timur masuk zona merah karena ada dua warga yang dinyatakan positif Covid-19.
Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio mengatakan petugas sudah berusaha keras meminta agar massa membubarkan diris secara persuasif.
"Ya memang namanya juga penggemarnya, apalagi teman kecilnya di kampung, jadi semua ingin bertemu Eva. Aparat kami sudah berusaha, dan akhirnya secara sadar melalui tim relawan kemenangan Eva, masyarakat akhirnya bubar," kata Tunggul yang juga merupakan Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lombok Timur, saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (6/4/2020).
Tunggul juga meminta maaf jika dianggap kecolongan.
Namun di lapangan, pihak kepolisian sudah berusaha keras dan mencoba dengan cara persuasif agar masyarakat membubarkan diri.
"Mohon maaf kalau dianggap kecolongan, tetapi petugas kami sudah berusaha. Kami tak henti-hentinya mengimbau pada masyarakat agar selalu mengindahkan aturan Menteri Kesehatan dan imbauan Kapolri untuk menghindari keramaian dan jaga jarak serta menjaga kesehatan," kata Tunggul.
Kapolda NTT Panggil Kapolres Alor
Kedatangan Hamid Haan yang disambut oleh ribuan warga Kabupaten Alor berbuntut panjang.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun, mengatakan pihaknya telah memanggil sejumlah pihak terkait banyaknya warga yang berkerumun saat menjemput kedatangan Hamid.
"Hari ini Pak Kapolda telah mengundang Wakil Bupati Alor dan memanggil Kapolres Alor untuk klarifikasi tentang kedatangan Hamid ke Alor yang mendatangkan banyak massa," kata Johannes, melalui sambungan telepon, Senin (6/4/2020) petang.
Menurut Johannes, yang terjadi di Alor sangat bertentangan degan maklumat Kapolri sehingga perlu adanya klarifikasi tersebut.
Johannes berharap masyarakat bisa menjalankan maklumat Kapolri yang telah dikeluarkan.
Karena kalau tidak laksanakan, maka ada ancaman pidana yang bisa dikenakan.
"Pesan Pak Kapolda NTT, diharapkan maklumat Bapak Kapolri itu berlaku bukan hanya bagi polisi saja, tetapi untuk semua pihak termasuk masyarakat" ujar dia.
Indosiar buka suara
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada Senin (6/4/2020), presenter Gilang Dirga mewakili Indosiar mengklarifikasi acara penyambutan untuk Eva.
"Terkait acara apa pun yang menyangkut duta provinsi (finalis LIDA), apakah dari penggemar dan lain-lain, sudah tidak ada sangkut pautnya dengan Indosiar," kata Gilang Dirga, Senin malam.
Ia mengimbau para penggemar maupun masyarakat untuk tidak menggelar acara yang melibatkan banyak orang atau kerumunan.
"Sesuai imbauan pemerintah, (kerumunan) bisa membahayakan dalam penyebaran Covid-19," ujar Gilang.
Finalis LIDA 2020 berasa dari seluruh provinsi di Indonesia.
Untuk finalis yang tereliminasi langsung pulang kampung.
Mereka juga harus mematuhi peraturan pemerintah untuk karantinda di rumah selama 14 hari.
"Kemarin Hamid (finalis asal NTT yang tereliminasi) juga pulang (kampung) dan mereka tidak keluar rumah," kata Gilang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat 2 Kontestan Liga Dangdut Pulang dari Jakarta di Tengah Wabah Corona dan di Tribunnews.com Pulang di Tengah Corona, 2 Finalis Liga Dangdut Dikerumuni Warga, Ini Tanggapan Polisi & Indosiar