Dandim dan Kesultanan Pontianak Salurkan Paket Sembako Langsung pada Masyarakat Terdampak Covid-19
Untuk itulah beberapa kalangan melaksanakan aksi sosial berupaya meringankan masyarakat yang terdampak Covid-19 tersebut
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Merebaknya virus corona di Kota Pontianak memberikan dampak dalam perekonomian bagi masyarakat.
Sebagian warga harus berhenti bekerja dan tetap di rumah sesuai dengan aturan pemerintah.
Untuk itulah beberapa kalangan melaksanakan aksi sosial berupaya meringankan masyarakat yang terdampak Covid-19 tersebut.
Seperti kemarin, sedikitnya ada 150 paket sembako yang diberikan kepada warga oleh Komandan Kodim (Dandim) 1207/BS Pontianak, Kol Arm Stefie Jantje Nuhujanan kepada masyarakat yang kurang mampu.
Dandim mengungkapkan paket sembako itu merupakan bentuk sosial dari para prajuritnya dan sebagian dari pengusaha atau pihak ketiga.
Paket sembako yang dibagikan berisi beras lima kilogram, gula, minyak goreng, dan mi instan.
“Dari Kodam XII/Tanjungpura dalam hal ini kami Kodim 1207/BS, bekerjasama dengan PT Anzon Toyota mencoba untuk bersinergi memberikan bantuan paket sembako bagi masyarakat yang menurut kami betul-betul memang sangat membutuhkan,” ujar Dandim 1207/BS, Kolonel Arm Stefie Jantje Nuhujanan, Minggu (5/4/2020).
• Kembali Pasien PDP Covid-19 Kalbar Meninggal Dunia, Minggu Sore di RSUD Sambas Usia 60 Tahun
Bantuan itu pun langsung diberikannya kepada masyakat atau pekerja harian yang berada di Jalan Gajah Mada Pontianak, Pontianak Utara, Pontianak Barat, dan Tenggara.
Dandim mengatakan, dirinya telah memiliki konsep penyerahan bantuan ini diberikan secara langsung dengan mendatangi para penerima bantuan, seperti tukang parkir, maupun pedagang kecil.
“Masyarakat yang merupakan pekerja harian paling terdampak, karena tidak dapat bekerja sehingga tidak ada pendapatan untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya. Kita juga memberikan sedikit edukasi dan imbauan kepada mereka,” tambahnya.
Mantan Dandim Jakarta Utara ini menyampaikan, jajaranya juga membagikan masker gratis untuk menjaga para pekerja harian ini agar terhindar dari penyebaran Covid-19.
“Kami sudah punya data-data bahwa memang ada masyarakat yang membutuhkan yang mana mereka merupakan pekerja harian,” imbuhnya.
Aksi bagi-bagi paket sembako yang dilakukan anggota Kodim 1207/BS Pontianak ternyata membuat para pekerja harian tersenyum dan ucapkan rasa syukur
"Ya bersyukur sekali, masih ada yang perhatian kepada kita-kita ini, "kata Herman juru parkir depan ruko Counter Ponsel Jl Gajahmada Pontianak Selatan.
Menurut Herman bantuan sembako ini sangat berarti sekali, karena pendapatannya jauh menurun.
Yang biasanya mendapat Rp 25 ribu-50 ribu bersih per hari kini tak sampai segitu. Apalagi Jl Gajahmada dibatasi jam operasionalnya.
"Saya kira datang cuma ngajak ngobrol, dan saya ceritakan lah apa adanya, pendapatan kecil, tak kerja tak dapat uang, dan ditanya kenapa tak pakai masker?. Saya bilang masker itu dipakai bila ada yang kasih, kalau beli mahal," katanya.
Ia pun tidak tahu, kalau salah satu tentara yang menyerahkan sembako adalah Komandan Kodim.
“Tiba-tiba saya di kasi paket sembako dan dikasi masker, tentu saya senang sekali," tuturnya.
Sultan Pontianak
Sementara tak ketinggalan, Kesultanan Pontianak juga ikut melaksanakan aksi sosial yakni menyalurkan 25 ton beras dan 1.250 kardus mi instan.
Sultan IX Syarif Mahmud Melvin Alkadrie menuturkan, bantuan ini merupakan sumbangan dari para pengusaha Kota Pontianak yang meminta Kesultanan Pontianak yang mengaturnya.
"Kita tidak menggalang dana, tapi kalau ada yang menitipkan Insya Allah kita akan salurkan. Seperti bantuan saat ini ada dari Pak Hasim, Pak Kiping, dan dari pihak Yamaha," ucap Sultan yang memprioritaskan penyaluran bantuan ini untuk keluarga yang benar-benar tidak mampu.
Pembagian bantuan dilangsungkan di Istana Kadriah Pontianak dengan memanggil koordinator kelompok atau ketua RT setempat.
Pihak istana sengaja tidak mengumpulkan masyarakat di istana guna menerapkan sosial distancing.
Sultan menyampaikan, bantuan akan diberikan kepada masyarakat miskin menengah yang saat ini tidak bekerja lantaran tempat mereka kerja tutup karena imbauan pemerintah.
"Seperti buruh, penambang sampan dan masyarakat Kota Pontianak lainnya. Walaupun penyaluran beras tidak merata hingga ke seluruh masyarakat, tapi kita prioritaskan yang membutuhkan," ucap Sultan Melvin, Minggu (5/4/2020).
Setiap Kepala Keluarga (KK) yang tidak mampu, Melvin menuturkan akan diberikan 5 kilogram hingga 10 kilogram beras.
Tergantung jumlah anggota keluarga yang bersangkutan. Sementara untuk mi instan setiap KK diberikan lima bungkus.
Menurut Sultan kebijakan pelarangan kegiatan perekonomian seperti pembatasan bukanya kafe dan warung kopi membuat pengusaha warung kopi meliburkan pekerjanya.
“Mereka inilah pekerja yang tidak mendapatkan hasil dan mereka sangat terdampak dari masalah ini,” tutur Sultan.
“Masyarakat yang terdampak terhadap Covid-19, bukanlah mereka yang sudah dinyatakan positif saja. Namun seluruh masyarakat saat ini dipastikannya terdampak,” lanjutnya.
Sultan menegaskan pihaknya tidak melakukan penggalangan dana hingga saat ini. Namun jika ada donatur yang akan memberikan bantuan.
Maka Kesultanan Pontianak bersedia menyalurkan pada masyarakat.
“Semestinya pemerintah mencarikan solusi terhadap kebutuhan masyarakat. Karena saat ini masyarakat juga memikirkan bagaimana mengisi perut mereka,” ujar Sultan.
Hadir saat penyerahan bantuan tersebut, Pangeran Sri Negara Kesultanan Pontianak, Syarif Mahmud Alkadrie yang meminta pemerintah Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar agar tak sekadar mengimbau penutupan warung kopi dan kafe saja.
Imbas dari kebijakan tersebut menurutnya akan memberikan dampak lebih banyak terhadap masyarakat.
Oleh sebab itu, setiap kebijakan yang dikeluarkan harus disertai dengan solusi.
"Kami berusaha memberikan bantuan pada masyarakat dan semoga ini bisa meringankan beban mereka," ucap Syarif Mahmud.
Kerja hingga 12 Jam
Driver Ojek Online (Ojol) Kota Pontianak, Muhammad Rizal Falefi mengaku saat ini orderannya mengalami penurunan.
Hal ini dikatakan oleh Driver Ojol, karena akibat dari dampak virus corona (covid-19).
"Semenjak covid-19 ini orderan kami sepi, menurun orderan. Ya mungkin konsumen agak-agak takut kali. Padahal kami sudah siap siaga dah pakai masker, sedia hand sanitizer juga sudah siap," ungkap Muhammad Rizal, Sabtu (4/4/2020).
Semulanya jam kerja ojek online hanya 8 jam, diakui Rizal, akibat merebaknya Covid-19 ini terpaksa jam kerja Ojol bertambah menjadi 12 jam.
Bertambahnya waktu jam kerja tersebut, dikarenakan orderan yang kian hari semakin sepi.
Sehingga para driver Ojol pun terpaksa harus menunggu hingga mendapatkan orderan untuk memperoleh hasil agar menutupi kebutuhan hidup keluarganya.
"Yang mulanya 8 jam menjadi 12 jam, padahal kami pun sudah antisipasi agar tidak terkena virus," jelasnya.
Hal yang senada disampaikan oleh, driver Ojol Pontianak yang berasal dari Jungkat, Kalbar, Dede Suryana.
Ia mengungkapkan atas menurunnya orderan tersebut dirinya terpaksa harus pulang malam.
"Sekarang orderan makin berkurang, jadi terpaksa harus pulang malam, saya asal Jungkat, tapi ordernya di Pontianak," ucap Dede yang setiap harinya berangkat pagi dan pulang malam dari Jungkat ke Pontianak.