Wabah Virus Corona
Peneliti Amerika Serikat Ungkap Fakta Hasil Uji Coba Suntik Vaksin Covid-19 ke Tikus Percobaan
Para peneliti di University of Pittsburgh mempublikasikan penelitian itu dalam Ebio Medicine, jurnal peer review yang diterbitkan oleh The Lancet.
Falo menjelaskan vaksin tersebut akan menggunakan sepetak kecil " microneedles" yang seluruhnya terbuat dari protein virus dan gula.
Karena tidak memerlukan pendinginan, vaksin disebut dapat diproduksi secara cepat.
Berbeda dengan vaksin konvensional. Lebih lanjut profesor manajemen kebijakan kesehatan di City University of New York (CUNY) Dr. Bruce Y.
Lee menjelaskan, vaksin yang tidak memerlukan pendinginan akan lebih mudah didistribusikan dalam skala besar.
Dalam kondisi pandemi saat ini, menurut Lee hal itu akan sangat menguntungkan.
Profesor kedokteran molekuler di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Cornell Ruth Collins mengatakan teknologi pengiriman vaksin tim peneliti Pittsburgh memiliki keunggulan dibanding ribuan kandidat vaksin Covid-19 lain.
Pembuktian uji coba manusia
Sementara itu tantangan yang akan dihadapi selanjutnya adalah membuktikan vaksin itu berhasil pada manusia, tak hanya pada tikus.
Selama ini banyak perusahaan dan tim peneliti akademis berlomba mengembangkan vaksin melawan coronavirus.
Mereka mengambil berbagai pendekatan.
Beberapa vaksin dirancang bekerja secara konvensional.
Ada yang memaparkan tubuh pada virus yang tidak aktif atau protein dari virus untuk melatih sistem kekebalan tubuh melawan patogen yang sebenarnya.
Ada juga yang mengembangkan dengan teknologi baru menggunakan bahan genetik yang disintesis dari virus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dites pada Tikus, Vaksin Peneliti AS Diklaim Memicu Kekebalan dan Antibodi Virus Corona"
(*)