Khazanah Islam

Nisfu Saban: Ini Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban (Puasa Ayyamul Bidh)

berpuasa di hari nisfu syaban benarkah perbuatan dilarang? jika boleh dilakukan bagaimana bacaan niatnya?

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Instagram/Galeri Santri
Ilustrasi nisfu syaban 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Nisfu Syaban adalah pertengahan bulan Saban.

Artinya, pada hari tersebut, tepat 15 hari bulan Syakban.

Untuk tahun 2020 ini, malam nisfu syaban jatuh pada tanggal 8 April 2020.

Pada siang hari nisfu syaban, setiap umat Islam disunnahkan untuk berpuasa.

Tentang puasa di Nisfu Sya'ban, Buya Yahya menegaskan, bukanlah puasa terlarang.

"Kalau ada yang mengatakan bid’ah, dialah ahli bid’ah," jelas Buya Yahya.

Yang dimaksud puasa di Nisfu Syaban adalah puasa Ayyamul Bidh.

"Nabi menganjurkan kita untuk puasa di setiap bulan itu tiga hari. Kalau kamu ingin puasa di setiap bulan, maka puasalah kamu di hari 13, 14 dan 15," kata Buya Yahya.

"Puasalah anda di tanggal 15. Karena itu hari putih. Dianjurkan kita untuk berpuasa dan Rasulullah SAW memberikan petunjuk," katanya.

Artinya yang dimaksud puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah di pertengahan bulan atau puasa Ayyamul Bidh.

Berikut bacaan niat puasa ayyamul bidh:

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma Ayyami Bidh Sunnatan Lillahi Ta'ala.

“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

Doa Berbuka Puasa

Doa berbuka puasa, ada dua versi yang sering kita dengar.

Pertama seperti di bawah ini:

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"

Artinya :

"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih"

Selanjutnya ada juga yang menggunakan doa berikut:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Ustaz Abdul Somad dalam satu ceramahnya menjelaskan keutamaan bulan Sya’ban.

Bulan di dalamnya terdapat satu malam yang pada malam itu Allah akan mengampuni dosa semua umatnya, yaitu malam nisfu Sya`ban.

Ustaz Abdul Somad mengawali ceramah tentang keutamaan dan amalan bulan Sya’ban, dengan kisah cucu angkat Nabi Muhammad SAW, Usamah bin Zaid.

Usamah bin Zain datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya: Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat Engkau berpuasa di bulan-bulan lain sebanyak engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Ada apa gerangan?

Mendengar pertanyaan cucunya itu, Rasulullah menjawab bulan ini (Sya’ban) merupakan bulan semua amalan diangkat ke sisi Allah SWT.

Dan Rasulullah sangat senang saat amalnya diangkat Allah SWT sedang dalam keadaan berpuasa.

Setelah itu, Ustaz Abdul Somad mengatakan, saking seringnya Rasulullah berpuasa pada bulan Sya’ban, Aisya tak bisa lagi membedakan apakah Rasulullah berpuasa pada hari itu atau tidak.

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa dalam satu bulan, kecuali bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat Nabi lebih banyak puasa dari Ramadhan selain di bulan Sya'ban,” kata Ustaz Abdul Somad menerjemahkan hadis yang dibacanya.

Berdasarkan dua hadis tersebut, Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu amalan yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah SAW selama bulan Sya’ban.

Selain berpuasa, amal lain yang bisa dilakukan adalah membaca Alquran, berzikir, serta amal harta seperti sedekah dan wakaf.

Dari 30 malam untuk beramal di bulan Sya’ban, ada malam yang mendapat kekhususan, yaitu malam Nisfu Sya’ban.

Ustaz Abdul Somad mengatakan, hadis-hadis tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang selama ini digunakan, kebanyakan hadis-hadis dhaif (lemah).

Ustaz Abdul Somad membacakan salah satu hadis dhaif tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang mengisahkan bahwa Aisyah melihat Nabi Muhammad sujud lama sekali.

Usai shalat Aisya bertanya pada Rasul kenapa sujudnya lama sekali. Rasul balik bertanya apakah kamu tidak tahu malam ini adalah malam ampunan.

Hadis tersebut, kata Ustaz Abdul Somad, adalah hadis dhaif.

“Lalu, apakah hadis dhaif itu tidak boleh diamalkan, jawabannya bisa. Mengapa? Karena memenuhi lima syarat diantaranya untuk fadhail a’mal dan hadis tersebut berada di bawah naungan hadis shahih,” kata Ustaz Abdul Somad.

Mana hadis shahihnya? Lalu Ustaz Abdul Somad membacakan hadis hasan shahih yang artinya:

"Pada malam nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni semua dosa umatnya yang pada malam itu bersujud dan bertobat mohon ampun, kecuali dua, musyrik (mempersekutukan Allah) dan orang yang bertengkar tapi tidak berdamai sampai malam nisfu Sya’ban tiba,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved