Virus Corona Masuk Kalbar

BREAKING NEWS - Sutarmidji Umumkan Dua Pasien Positif Corona di Kalbar Dinyatakan Sembuh

Saat diwawancarai, Midji menjelaskan hari ini ada 13 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hasil laboratoriumnya telah keluar atau sudah diperiksa.

Penulis: Syahroni | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menggelar konferensi pers terkait satu warga Pontianak yang positif Corona, di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Minggu (15/3/2020) sore. Menyikapi kasus Corona tersebut, Sutarmidji memutuskan dari tingkat PAUD hingga SMA untuk belajar di rumah masing-masing, serta melarang siswa untuk beraktivitas di luar rumah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengungkapkan perkembangan kasus corona dan ia menyebutkan ada kabar baik.

Adapula kabar tidak baiknya, karena ada penambahan kasus orang positif Covid-19 di Kalbar.

Saat diwawancarai, Midji menjelaskan hari ini ada 13 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hasil laboratoriumnya telah keluar atau sudah diperiksa.

"Hari ini kembali ada 13 hasil lab PDP yang ada di Kalbar keluar dan dinyatakan negatif," ucap Midji saat diwawancarai, Minggu (29/3/2020).

Cara Melindungi Penderita Virus Corona agar Cepat Sehat, Pemerintah Beri Anjuran Ini pada Masyarakat

Kemudian, ia menjelaskan kabar baik lainnya dua pasien yang dinyatakan positif sebelumnya dan setelah mendapatkan perawatan intens serta isolasi akhirnya hasil test dinyatakan negatif.

"Dua kali hasil test pasien yang positif itu menunjukan hasil yang negatif dan yang bersangkutan dinyatakan sembuh dari Covid-19," tegas Midji saat dikonfirmasi.

Kemudian ada pula pasien positif lainnya dan hasil tes lanjutannya menunjukan hasil negatif.

Namun menurut Midji masih menunggu satu kali pemeriksaan laboratorium lagi dan apabila hasilnya kembali negatif barulah yang bersangkutan diperbolehkan pulang dari isolasi.

Pesan 200.000 Pcs Rapid Test

Pemerintah Provinsi Kalbar terus menekan upaya penyebaran pandemi corona atau Covid-19.

Kali ini Pemprov memesan 200.000 pcs rapid test untuk deteksi awal infeksi corona.

Pemesanan rapid test tersebut ditejelaskan oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan.

Namun menurutnya, saat ini rapid test sulit didapat, karena bukan hanya Kalbar yang memerlukan.

"Rapid test sekarang ini sulit didapat, kita sudah pesan sekitar 200.000 pcs," ucap Sutarmidji, Minggu (29/3/2020).

Rapid test yang dipesan ditegaskan Midji diperuntukan untuk tenaga medis yang merawat Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien positif.

 DPRD Sanggau akan Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas untuk Tangani Covid-19, Berikut Jumlahnya

Selain itu, rapid test juga diprioritaskan bagi ODP dan PDP yang ada di Kalbar yang semakin hari jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Sutarmidji berharap barang yang dipesan itu segera datang dan ia harap minggu depan sudah ada mengingat rapid tess saat ini menjadi barang yang sulit untuk didapatkan.

Selain barangnya sulit didapatkan, Midji juga menjelaskan harga per pcs rapid test mencapai Rp250.000 lebih.

"Saya juga berharap barang ini bisa datang, harganya cukup mahal. 1 pcs bisa mencapai Rp250 ribu lebih," tambah Sutarmidji.

Dengan harga per pcs Rp250 ribuan, apabila dikali 200.000 pcs maka biaya yang dikeluarkan Pemprov Kalbar untuk membeli rapid test mencapai Rp 50 miliar.

Selain pemesanan rapid test, Sutarmidji mengungkapkan pihaknya juga memesan dan membeli Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan.

Namun kondisi saat ini, APD dan rapid test menurutnya memang menjadi barang yang sulit didapatkan dipasaran.

 Dua PDP Covid-19 Meninggal, Gubernur Sutarmidji Minta Peserta Kegiatan di Malaysia Periksakan Diri

APD yang diberi atau bantuan dari pemerintah pusat ditegaskannya belum memadai sama sekali. Sehingga Pemprov terus berupaya mencukupi APD untuk tenaga medis yang ada.

Situasi yang sulit saat ini, dimana APD dan rapid test saja sulit untuk didapatkan. Ia mengimbau masyarakat tetap berada dirumah dan tidak melakukan kegiatan berkumpul atau keramaian.

"Saat ini bantuan pusat dan pengusaha untuk APD belum memadai, makanya masyarakat tetap di rumah dan jaga jarak," pungkas Sutarmidji. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved