Corona Masuk Indonesia
SEMBARANGAN Konsumsi Klorokuin untuk Cegah Virus Corona Ternyata Bahaya, Bisa Sebabkan Kematian
Banyak di antaranya beranggapan bahwa meminum klorokuin bisa mencegah infeksi virus corona. Padahal, ini salah besar.
KLOROKUIN mendadak menjadi obat yang ramai diperbincangkan di tengah 'serangan' mematikan virus Corona yang melanda Indonesia.
Terlebih baru-baru ini, pemerintah mengumumkan akan mempersiapkan 3 juta butir klorokuin.
Pemesanan jutaan klorokuin itu disiapkan untuk digunakan bagi pasien virus corona atau Covid-19.
Namun, langkah itu agaknya lantas membuat banyak masyarakat yang latah memburu klorokuin di apotek dan secara online.
Banyak di antaranya beranggapan bahwa meminum klorokuin bisa mencegah infeksi virus corona. Padahal, ini salah besar.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, jadi satu di antara yang menepis anggapan tersebut.
• Cegah Corona, Polresta Pontianak Bagikan Brosur dan Sosialisasi Keliling
Ia telah menegaskan bahwa klorokuin bukanlah obat untuk mencegah infeksi virus corona.
Sehingga masyarakat tidak perlu membeli dan menyimpan klorokuin sendiri.
Terkait hal ini, Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nafrialdi, PhD, SpPD, juga angkat bicara.
Dikutipda dari Kompas.com yang mewawancarainya via telepon pada Minggu (22/3/2020); dia mengatakan bahwa masyarakat salah besar bila membeli dan menggunakan klorokuin sendiri tanpa resep dokter sebagai pencegahan virus corona.
Pasalnya, klorokuin tidak mencegah virus corona.
• Artis Cantik Andrea Dian Istri Ganindra Bimo Positif Terinfeksi Virus Corona, Banjir Dukungan
Namun klorokuin yang digunakan sebagai terapi untuk pasien Covid-19 sekalipun, obat ini juga bukan lini utama dalam melawan virus Corona yang menginfeksi tubuh.
Melainkan hanya tambahan di atas terapi standar untuk pasien positif Covid-19 yang bergejala berat.
Dokter Nafrialdi berkata bahwa obat klorokuin sebetulnya adalah obat antimalaria yang juga diresepkan untuk penderita lupus dan rheumatodi arthritis atau radang sendi.
"Tapi (obat ini) disinyalir ada efeknya buat virus virus corona, meskipun belum established (ditetapkan)," ujarnya.