Corona Masuk Indonesia
KISAH Pasien Berusia 103 Tahun di Iran Berhasil Sembuh dari Virus Corona
Sebelumnya, Iran melaporkan bahwa seorang pria berusia 91 tahun dari kota Kerman, tenggara Iran juga selamat dari virus Corona.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Iran telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh COVID-19, dengan dampak sanksi A.S. dilaporkan membuat negara tersebut lebih sulit untuk mendapatkan pasokan medis vital dan obat-obatan untuk mengatasi pandemi.
Pada hari Rabu, Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi mengkonfirmasi bahwa 1.135 orang telah meninggal karena virus corona di negara itu.
Raisi juga mengatakan ada 1.192 kasus infeksi baru yang dikonfirmasi dalam hari terakhir.
Secara total, ia mengatakan lebih dari 17.000 orang telah terinfeksi di Negara Teluk Persia, sementara 5.710 telah pulih.
Iran memiliki jumlah infeksi terkonfirmasi ketiga tertinggi di negara manapun, hanya dilampaui oleh China dan Italia, menurut pelacak coronavirus oleh Universitas John Hopkins.
Lansia Lainnya Selamat dari Corona
Wanita Iran berusia 103 tahun itu bukan centenarian pertama yang dilaporkan selamat dari virus corona.
Kantor Berita Xinhua China melalui newsweek.com, melaporkan pada 7 Maret bahwa seorang pria berusia 100 tahun telah pulih dari virus dan telah dikeluarkan dari rumah sakit di Wuhan setelah dirawat selama 13 hari.
Meskipun kantor berita itu tidak mengungkapkan identitas pria itu, katanya ia baru saja berusia 100 pada bulan Februari dan lahir pada tahun 1920.
Ia juga dilaporkan memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya termasuk hipertensi, masalah jantung, dan penyakit Alzheimer.
Secara global sekarang ada lebih dari 200.000 kasus infeksi koronavirus yang dikonfirmasi.
Lebih dari 82.000 orang telah pulih, sementara lebih dari 8.000 telah meninggal pada Rabu pagi.
Sementara angka kematian secara keseluruhan masih belum jelas, para ahli kesehatan memperkirakan mungkin sekitar 2 persen.
Sementara tingkat kematian global dari kasus yang dikonfirmasi saat ini tampaknya sekitar 4 persen, para ahli kesehatan telah mencatat bahwa banyak infeksi tidak dilaporkan karena sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala.
Orang yang lebih muda umumnya tampaknya berisiko lebih rendah meninggal akibat virus, dengan tingkat kematian meningkat di kalangan orang tua.
Kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti masalah pernapasan, penyakit jantung dan diabetes , juga tampaknya memperburuk infeksi. (*)