Corona Masuk Indonesia
HANYA 4 Hari, China Buktikan Penderita Virus Corona Sembuh Hanya dengan Minum Obat Flu Ini
Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemerintah melalui Juru Bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto kembali mengumumkan kabar terkini mengenai kasus Covid-19, Rabu (18/03/2020).
Yurianto menyebutkan bahwa hingga saat ini jumlah pasien positif corona sudah mencapai 227 orang.
Sementara jumlah pasien yang sembuh sebanyak 11 orang dan pasien yang meninggal dunia mencapai 19 orang.
Kabar tersebut tentunya menjadi kabar buruk dalam hal penangan virus corona di Indonesia.
Untungnya, di tengah kabar buruk tersebut, sebuah kabar gembira datang dari Jepang.
Sebuah obat flu di negeri sakura diklaim sangat efektif untuk mengobati pasien penderita virus corona.
Kabar baik tersebut disampaikan oleh otoritas kesehatan China.
• Virus Corona Masuk Indonesia, Maia Estianty Sampai Pisah dari Irwan Mussry Sementara Waktu
Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif.
Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.
"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020).
Dilansir The Guardian Rabu (18/3/2020), pasien yang mendapat obat flu di Shenzhen menunjukkan hasil negatif rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif.
• DIAM-diam Liburan Bohongi Istrinya, Pria Ini Kena Apes Terkena Virus Corona Bersama Selingkuhannya
• SELAMA Ini Dicari-cari, Akhirnya China Temukan Penderita Pertama Positif Virus Corona
Dilaporkan NHK, hasil itu kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendaapt favipiravir, di mana mereka baru negatif 11 hari setelah didiagnosa tertular.
Hasil Sinar X juga memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 persen.
Berbanding 62 persen tanpa favipiravir.