Corona Masuk Indonesia
Cara Mencegah Ibu Hamil Terjangkit Virus Corona Covid-19
apakah virus corona Covid-19 akan mempengaruhi Ibu hamil dan janin yang dikandung?
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Pemerintah sudah merilis panduan untuk ibu hami terkait virus corona Covid-19 di https://www.covid19.go.id/.
Menurut pemerintah, Ibu hamil perlu menghindari virus corona (COVID-19) dengan mendapatkan fasilitas terpisah dari pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19.
Lebih penting lagi, ibu hamil harus melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi virus corona baru (COVID-19).
Ini cara yang bisa dilakukan ibu hamil guna mencegah terinfeksi virus corona baru (COVID-19):
1. Sering cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik
2. Gunakan cairan pembersih tangan (minimal 60% alkohol), bila sabun dan air mengalir tidak tersedia
3. Tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin atau gunakan tisu, yang langsung dibuang ke tempat sampah setelah digunakan. Sesudahnya, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan
4. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang. Jangan berada dekat orang yang tidak sehat
5. Hindari menyentuh wajah karena mulut, hidung dan mata adalah pintu masuk virus
6. Hindari bersalaman dan sebagai pengganti, lambaikan tangan, salam siku atau beri senyum
7. Wanita hamil harus terus makan makanan bergizi, cukup minum dan mengunjungi bidan secara teratur
Berikutnya muncul pertanyaan apakah virus corona Covid-19 akan mempengaruhi Ibu hamil dan janin yang dikandung?
Masih menurut sumber yang sama, sampai saat ini tidak ada bukti anak di kandungan dapat tertular dari ibunya.
Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengeluarkan pedoman klinis tentang cara merawat wanita hamil.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya pada Senin (16/3/2020).
Selain untuk wanita hamil, WHO juga mengeluarkan pedoman bagi anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.
"Ini adalah penyakit serius. Meskipun bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa mereka yang berusia di atas 60 tahun berada pada risiko tertinggi, tapi orang-orang muda, termasuk anak-anak ada yang telah meninggal," kata Tedros dilansir dari CNN.
Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengatakan bahwa wanita mengalami perubahan dalam tubuh mereka selama kehamilan yang dapat meningkatkan risiko beberapa infeksi.
"Tidak ada bukti bahwa wanita hamil datang dengan tanda atau gejala yang berbeda atau berisiko lebih tinggi menderita penyakit parah. Sejauh ini, tidak ada bukti penularan dari ibu ke anak ketika infeksi muncul pada trimester ketiga," tulis pedoman WHO, seperti dilansir Kompas.com.
Kendati demikian, dengan mempertimbangkan aspek penularan asimtomatik Covid-19 yang mungkin terjadi, semua wanita yang hamil dengan riwayat kontak epidemiologi harus dipantau dengan hati-hati.
Selain itu, wanita hamil dengan dugaan, kemungkinan, atau dikonfirmasi terinfeksi virus corona, termasuk wanita yang mungkin perlu menghabiskan waktu dalam isolasi, harus memiliki akses perawatan yang tepat.
"Semua wanita hamil baru-baru ini terinfeksi virus corona atau yang telah pulih, harus diberi informasi dan konseling tentang pemberian makan bayi yang aman serta cara untuk mencegah penularan virus," lanjut pedoman itu.
Pedoman yang dikemukakan WHO tersebut juga mencatat bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa wanita hamil mengalami peningkatan risiko penyakit parah atau gangguan janin.