Aksi Protes, Pedagang Pasar Jarai Sanggau Kalbar Buang Dagangan ke Jalan Raya

Beberapa pedagang membuang dagangan berupa sayur-sayuran, buah-buahan serta beberapa bumbu masakan ke jalan raya

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Muhammad Firdaus
istimewa
BUANG DAGANGAN - Sejumlah pedagang Pasar Jarai Sanggau membuang sayur dagangannya ke jalan raya, pada Kamis (19/3/2020). 

SANGGAU - Sejumlah pedagang Pasar Jarai, di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Beringin, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalbar melakukan aksi protes dengan membuang dagangan ke jalan raya, pada Kamis (19/3/2020).

Beberapa pedagang membuang dagangan berupa sayur-sayuran, buah-buahan serta beberapa bumbu masakan ke jalan raya.

Aksi protes itu dilakukan karena sejak ada kebijakan pemindahan tempat dagangan yang dilakukan pihak terkait.

"Sebab mereka seperti ini (aksi buang dagangan), keluhan mereka di dalam jelas sepi. Persaingan di pasar ini terlalu banyak, dekat dengan pasar Pentral, sedangkan di sini pasarnya tertutup dengan ruko depan," ungkap 
Ketua Pedagang Pasar Jarai, Agus Dermawan.

Kadinkes Sanggau : 30 ODP Negatif Covid - 19

Sebelum di tempatkan di lokasi yang berjualan sekarang, pedagang Pasar Jarai memang berjualan di depan.

Sebelumnya, dagangan mereka dalam satu jam antara pukul 09.00 atau 10.00 WIB WIB sudah ludes.

"Sekarang, dari subuh sampai siang belum juga laku, dagangan masih numpuk. Mana mereka dikejar setoran dari bos sayur lagikan," keluh Agus.

Mereka pun berharap, pedagang ini bisa dibuatkan los atau lapak tersendiri.

Mendengar protes pedagang Pasar Jarai, Camat Kapuas, Jemain menyampaikan bahwa tuntutan para pedagang yang meminta agar Pasar Jarai dibikin Los bukan kewenangannya. 

"Merubah bangunannya, bukan kewenangan kecamatan, Tetapi kewenangan instansi terkait dari Dinas Perindagkop dan UM Sanggau," katanya.

BREAKING NEWS - 1 Pasien Positif Corona, Tjhai Chui Mie Tetapkan Kota Singkawang Kalbar Status KLB

Kewenangan camat, lanjutnya, untuk penempatan pedagang yang sudah ada sekarang.

Diungkapkan, masing-masing pedagang sudah mendapatkan kios di dalam pasar.

"Jadi maunya kita supaya pemerintah ini berwibawa, pedagang bermartabat ya kita kembalikan ke fungsi awalnya," ungkapnya.

"Mereka menempati kios yang sudah dibagikan masing-masing. Kemudian parkir kita fungsikan sesuai dengan komitmen awal, parkir ya untuk parkir," tegasnya.

Kemudian, untuk Pasar Seroja juga dikembalikan sesuai komitmen awal, yakni khusus pedagang dari kampung yang berjualan Sabtu dan Minggu.

Di luar Sabtu-Minggu siapapun tidak boleh berjualan di sana.

Angka Kematian Pasien Positif Corona di Indonesia Sekitar 8 Persen, Ini Penjelasan Pemerintah

"Karena kalau ada yang berjualan di luar Sabtu dan Minggu juga mempengaruhi pedagang yang di Pasar Jarai," ujarnya.

"Makanya, data yang kita dapat akhirnya ibu-ibu (pedagang) yang di Pasar Jarai keluar, juga ada yang berjualan di Pasar Seroja, bahkan berjualan di parkiran," ujarnya.

Ke depannya, diharapkan pedagang bisa bermartabat, dan pemerintah punya wibawa.

"Kan jadi sorotan juga, sudah dibangun dengan dana yang begitu besar tapi kosong melompong," ujarnya.

Supaya pedagang bermartabat, pihaknya juga akan membuat kartu anggota dan sudah didata sebelumnya.

Kemudian di setiap kios ditempel identitas supaya jelas.

"Karena banyak juga orang berminat ini. Jadi keinginan tim kemarin, bahwa mereka yang menempati jadi prioritas dulu. Tapi mereka juga bantulah pemerintah, tempatilah," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved