Corona Masuk Indonesia

VIRUS Corona Tak Bisa Infeksi Orang Seperti Ini, Peneliti Telah Membuktikannya

Semua yang imunitasnya lemah, dan semua orang yang berdekatan dengan manusia yang terinfeksi bisa tertular virus corona Covid-19 ini.

Editor: Mirna Tribun
unsplash/Viktor Forgacs via TribunStyle.com
VIRUS Corona Tak Bisa Infeksi Orang Seperti Ini, Peneliti Telah Membuktikannya. 

Xinghuan mengatakan, "pemilik golongan darah A perlu lebih memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terjangkit infeksi."

Hal ini karena pamilik golongan darah A memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dan memiliki gejala yang lebih parah.

Ia juga mengatakan bila, "Orang yang bergolongan darah A perlu mendapat pengawasan lebih ketika terinfeksi virus corona."

Sementara itu, Xinghuan justru mengatakan bila pemilik golongan darah O lebih rendah risikonya terkena virus Covid-19.

Mengapa demikian?

"Pemilik golongan darah O pada dasarnya lebih rendah risiko terkena virus corona bila dibandingkan pemilik golongan darah lain," jelasnya penelitian yang dipublikasikan di Medrvix.org.

Meski begitu, penelitian tersebut menyebutkan kondisi ini tidak serta merta pemilik golongan darah O akan terbebas dari infeksi virus corona Covid-19.

"Pemilik golongan darah O tidak berarti aman dari virus. Tetap perlu cuci tangan dan mengikuti anjuran yang berlaku," ujar penelitian tersebut.

Mengutip dari Tribun Timur, di sisi lain, sebuah makalah yang diterbitkan di situs pracetak untuk Ilmu Kesehatan di bawah lembaga penelitian dan pendidikan, Cold Spring Harbor Laboratory, di New York, AS, mengungkapkan golongan darah O memiliki resistensi terhadap virus corona dibandingkan dengan golongan darah non-O.

Hal itu bisa dilihat dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya mempunyai golongan darah A.

Jumlah itu adalah 63 persen lebih banyak dari golongan darah O yang dimiliki 52 orang Pola seperti ini juga ada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda.

"Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah A-B-O pada pasien dan tenaga medis untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang," ujar Wang.

Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzen.

Penulis mengingatkan, mungkin ada risiko dalam menggunakan penelitian untuk memandu praktik klinis saat ini.

Tapi penelitian tersebut masih terus dikaji dan dianalisis keakuratannya. (*)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved