Tangkal Virus Corona
Pesanan Meningkat, Inilah Hand Sanitizer 'Sabrina' Produk Dosen dan Mahasiswa FMIPA Untan
Saya rasa pesanan ini gak berhenti karena masyarakat panik massal tentang corona
Penulis: David Nurfianto | Editor: Jamadin
PONTIANAK- Mewabahnya Virus Korona di Indonesia tentu membuat masyarakat semakin panik dan waspada akan bahaya virus yang berasal dari negara tirai bambu.
Panik buying terjadi dimana-mana terutama pada Hand Sanitizer dan masker yang semakin sulit didapat, kalaupun ada harganya melambung tinggi.
Berusaha mencari jawaban atas keresahan itu, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Untan melakukan inovasi membuat hand sanitizer yang diproduksi oleh dosen dan beberapa mahasiswanya.
Satu diantara dosen pencetus ide ini Warsidah, dosen FMIPA Untan yang mulai melakukan produksi sejak 1 minggu yang lalu.
Produk Hand sanitizer ini ia beri nama "Sabrina", nama ini merupakan nama dari putri bungsunya.
Warsidah mengungkapkan keunggulan dari produk yang diproduksinya adalah terdapat aroma yang diberikan pada racikannya yang merupakan bahan alami sehingga lebih aman ketika dipakai.
"Saya menambahkan beberapa pada hand sanitizer ini yaitu cengkeh, serai, dan melon jadi lebih enak aromanya dan takaran dalam racikan kami sudah sesuai aturan WHO" ujar Warsidah.
Warsidah mengungkapkan bahwa produk yang ia produksi sudah banyak dipesan dalam jumlah besar dan masuk ke toko, tetapi ia belum berani menjual ke toko karena produknya masih dalam proses pengujian untuk mendapatkan label BPOM dan Halal dari pemerintah.
• Pejabat Lain Ikut Tertular Pasca Menhub Positif Virus Corona? Kemenkes Lakukan Tracing
" Produk ini bahkan sampai dipesan oleh perusahaan Mayora Jakarta ada pesan juga tetapi saya bilang di Pontianak saja masih kurang, beberapa toko juga pesan cuma saya tidak berani taroh karena produk ini masih dalam proses pengujian" paparnya.
Sampai saat ini FMIPA tidak bisa menyediakan stok barang karena selalu ada pembeli ketika mengetahui barang ready stok juga saat ini penjualan bahan baku yang sudah dibatasi.
"Kalo dulu bahan bakunya mudah sekali didapat, tetapi sekarang karena banyaknya orang yang butuh jadi dibatasi oleh penjualnya" jelas Warsidah.
Setiap hari Wardisah bersama mahasiswanya mampu membuat 300 - 500 botol hand sanitizer cair dalam botol ukuran 100 cc , 50 cc dan bentuk gel ukuran 100 cc.

Warsidah mengaku saat ini kewalahan melayani pesanan dari masyarakat dan instansi pemerintah yang tidak pernah berhenti memesan dalam jumlah cukup banyak.
"Sejujurnya saya bersama tim cukup kewalahan menghadapi pesanan dari berbagai latar belakang seperti perusahaan dan instansi pemerintah termasuk dinas Kesehatan" lanjutnya.
Sampai saat ini produksi masih dilakukan secara manual mengingat industri masih dilakukan dalam skala kecil.
Untuk harga hand sanitizer berkisar Rp 19 ribu untuk hand sanitizer berukuran 50 cc, Rp 30 ribu untuk ukuran 100 cc, dan Rp 45 ribu untuk hand sanitizer gel ukuran 100 cc. (Mad)