Corona Masuk Indonesia
Sutarmidji Pastikan Dua Pasien di Ruang Isolasi RSUD Soedarso Negatif Corona
Untuk hasil pemeriksaan empat warga yang diisolasi di Abdul Azis Singkawang, besok baru ada hasil laboratorium pemeriksaannya
PONTIANAK - Dua dari enam orang yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soedarso, dipastikan negatif terjangkit virus corona atau Covid-19. Kepastian tersebut disampaikan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji.
Sementara empat pasien lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan secara medis. "Dua orang telah dinyatakan negatif, untuk yang diisolasi di RSUD dr Soedarso. Sedangkan yang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan," ujar Midji saat diwawancarai, Sabtu (7/3/2020).
Selain pasien di RSUD dr Soedarso, Midji menyebutkan ada empat orang lain yang diisolasi di RSUD dr Abdul Azis Singkawang, juga terkait suspect corona. Sebab mereka punya riwayat perjalanan ke Korea Selatan.
• Dua Dari Enam Warga yang Diisolasi di RSUD Soedarso Negatif Virus Corona
"Untuk hasil pemeriksaan empat warga yang diisolasi di Abdul Azis Singkawang, besok baru ada hasil laboratorium pemeriksaannya," jelas mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.
Midji menjelaskan, pemeriksaan sampel yang diambil dari pasien tersebut dilakukan di Jakarta. "Seluruh sampel pemeriksaannya terpusat di Jakarta," tegasnya.
Ia berdoa agar Kalbar tetap terbebas dari virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut. Selain itu, Midji mengimbau warga jangan panik dan jaga kebersihan sehari-hari guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tetap jaga kebugaran, jika tak penting tetaplah di rumah. Biasakan cuci tangan dan tetap dengan gaya hidup sehat, jika dengar berita konfirmasi dulu," kata Sutarmidji.
Informasi senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dr Harisson MKes. Ia menyatakan pasien suspect corona di RSUD dr Soedarso, sudah dalam keadaan yang lebih baik.
Kendati demikian ia menyatakan bahwa hasil tes dari kedua pasien tersebut masih belum diketahui. "Makin sehat, untuk hasil belum ada, nanti hari Senin," katanya.
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang, dr Ruchanihadi SpPD mengatakan kondisi empat orang yang diisolasi di rumah sakit tersebut, merupakan satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak.
Satu di antara anak yang menjadi pasien berusia lima tahun, awalnya dengan gejala demam, batuk dan pilek. Menurut Ruchanihadi, kondisi anak tersebut berangsur membaik.
"Kondisi masih sama stabil, tidak ada demam, batuk jarang-jarang. Kondisinya baik," katanya, Sabtu (7/3/2020).
Ia menjelaskan, petugas medis juga tidak mengalami kendala dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada satu keluarga yang diinapkan di ruang isolasi RSUD dr Abdul Aziz Singkawang.
Rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan 24 jam di mana mereka dibagi dalam tiga shift piket. Masing-masing mulai pukul 07.00 hingga 14.00, shift kedua 14.00 hingga 21.00 dan shift ketiga pukul 21.00 hingga 07.00 WIB.
Petugas medis dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD), secara rutin masuk ke ruang isolasi memeriksa kondisi pasien dengan mengukur tensi dan suhu tubuh.
• Jelang Anniversary ke-37, FKIP Untan Adakan Jalan Santai dan Parade Bertema Culture
Rumah sakit juga memberikan makanan dan minuman kepada keempat pasien yang diisolasi, tiga kali dalam sehari. Terkadang mereka memesan makanan dari luar secara online yang diantar ke petugas.
Dokter Didi, sapaan Ruchanihadi, mengatakan sampel yang diambil dari pasien telah sampai ke Jakarta.
Berikutnya tinggal menunggu hasil uji laboratorium keluar. Namun Didi belum bisa memastikan kapan hasil uji laboratorium tersebut keluar.
Menanggapi merebaknya kasus corona yang sudah masuk Indonesia ini, Didi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang. "Pihak rumah sakit juga masih menunggu hasil, jadi kita doain semoga negatif," harapnya.
Kondisi Membaik
Sementara menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pasien kasus 3 dan kasus 4 yang dinyatakan positif tertular virus corona saat ini dalam kondisi yang semakin membaik.
Menurut Yurianto, kedua pasien yang kini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso itu, sudah tidak menderita demam.
"(Pasien) Kasus 3 dan kasus 4 yang baru saja sama-sama kita sampaikan kemarin, sekarang sudah tidak panas lagi, pileknya sudah tidak terlalu parah juga, batuk sudah berkurang," ujar Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).
Yuri menuturkan, keduanya masih dalam perawatan intensif. "Mudah-mudahan dalam perawatan yang lebih lanjut dua orang yang terakhir (pasien kasus 3 dan pasien kasus 4) ini akan semakin baik," tutur Yuri.
Yuri juga menjelaskan kondisi pasien kasus 1 dan kasus 2 yang sudah semakin membaik. Untuk selanjutnya, pasien kasus 1 dan pasien kasus 2 akan menjalani pemeriksaan laboratorium.
"Tinggal menunggu pemeriksaan laboratorium saja, kalau sudah negatif, kalau sudah dua kali negatif (pasien kasus 1 dan pasien kasus 2) akan dipulangkan," tambah Yuri.
Sebelumnya, pemerintah memastikan jumlah pasien yang positif tertular virus corona bertambah. Total ada empat pasien yang saat ini positif tertular virus corona.
Sementara berdasarkan data terbaru yang disampaikan Yuri, pasien yang positif tertular virus corona belum bertambah. Hingga Sabtu (7/3), ada empat orang pasien tertular virus corona.
Yuri menuturkan empat pasien ini masih menjalani perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Lebih lanjut, Yuri juga memastikan ada 11 suspect (terduga) terpapar virus corona. Satu di antaranya berada di Bandung, Jawa Barat. "Sampai hari ini 11 suspect dan empat positif," tegasnya.
Tidak hanya di RSPI Sulianti Saroso, sebanyak 17 orang pasien dalam pengawasan terkait virus corona menjalani perawatan di RSUP Persahabatan hingga Sabtu (7/3).
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Tim Dokter Perawat Covid-19 RSUP Persahabatan, Dr dr Erlina Burhan MSc SpP.
Diketahui, jumlah itu bertambah 7 orang dari data sebelumnya pada Kamis (5/3). "Saat ini ada 17 yang akhirnya kita rawat karena masuk kriteria Pasien Dalam Pengawasan," kata Erlina saat ditemui di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Sabtu.
Ia menuturkan, seluruh pasien tersebut memiliki gejala sakit mirip pasien yang terjangkit virus corona. Mulai dari, demam tinggi, flu, sesak nafas hingga batuk-batuk. Erlina mengatakan, sebagian pasien yang jatuh sakit memiliki riwayat berpergian ke wilayah atau negara pandemik virus corona.
Sebagiannya lagi, diketahui pernah berkontak langsung dengan pasien yang positif terjangkit virus Covid-19. "Yang 17 pasien dalam pengawasan kita rawat di ruang isolasi yang bertekanan negatif," ungkap dia.
Di sisi lain, Erlina menambahkan, bertambahnya pasien secara signifikan itu dikarenakan kondisi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, yang telah penuh. Walhasil, pihaknya mendapat kebanjiran pasien rujukan.
"Karena RSPI penuh, dikirim ke RSUP Persahabatan. Dan ternyata banyak yang dikirim, buktinya kita sudah 17 orang pasien dalam pengawasan," katanya.
Diketahui, seluruh pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan apakah terjangkit virus corona atau tidak. Pemeriksaan dilakukan hingga dua tahap dalam beberapa hari ke depan.
Upaya pencegahan agar kasus corona tidak semakin merebak terus dilakukan pemerintah. Di antaranya dengan mencegah masuknya orang dari tiga negara yaitu Iran, Italia, dan Korea Selatan mulai Minggu (8/3) pukul 00.00.
Kebijakan serupa telah diambil terlebih dahulu terhadap orang yang datang dari Tiongkok. "Sesuai laporan terkini WHO, saat ini terdapat kenaikan signifikan kasus Covid-19 di luar Tiongkok, terutama di tiga negara yaitu Iran, Italia, dan Korea Selatan," kata Menlu dikutip dari laman setkab.go.id.
Menlu menyatakan, demi kebaikan semua, untuk sementara waktu, Indonesia mengambil kebijakan baru bagi pendatang/travelers dari ketiga negara tersebut. Pertama, larangan masuk dan transit ke Indonesia, bagi para pendatang/travelers yang dalam 14 hari terakhir melakukan perjalanan di wilayah-wilayah di tiga negara itu,
Untuk Iran yaitu wilayah Tehran, Qom, dan Gilan. Kemudian untuk Italia yaitu wilayah Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont. Sementara untuk Korea Selatan yaitu Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do.
Kedua, untuk seluruh pendatang/travelers dari Iran, Italia dan Korea Selatan di luar wilayah tersebut, diperlukan surat keterangan sehat/health certificate yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan yang berwenang di masing-masing negara.
Surat keterangan tersebut harus valid (masih berlaku) dan wajib ditunjukkan kepada pihak maskapai pada saat check-in.
Tanpa surat keterangan sehat dan otoritas kesehatan yang berwenang, maka para pendatang/travelers tersebut akan ditolak untuk masuk/transit di Indonesia. Ketiga, sebelum mendarat, pendatang/travelers dari tiga negara tersebut, wajib mengisi Health Alert Card (Kartu Kewaspadaan Kesehatan) yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam Kartu tersebut antara lain memuat pertanyaan mengenal riwayat perjalanan. "Apabila dari riwayat perjalanan, yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan dalam 14 hari terakhir ke salah satu wilayah yang kami sebut tadi, maka yang bersangkutan akan ditolak masuk/transit di Indonesia," kata Menlu.
Keempat, bagi WNI yang telah melakukan perjalanan dari tiga negara tersebut, terutama dari wilayah-wilayah yang disebutkan itu, akan dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan di bandara ketibaan.
"Kebijakan ini bersifat sementara, akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan," kata Menlu.
Sementara menurut juru bicara pemerintah untuk penanggulangan wabah virus corona, Achmad Yurianto, pihaknya akan menerapkan protokol karantina bagi ekspatriat yang baru kembali dari negaranya ke Indonesia.
"Kita tahu beberapa waktu imlek China mereka libur kerja dan pulang ke kampungnya sekarang libur sudah selesai mereka kembali sebelum penerbangan ditutup," ujar Yurianto.
Yurianto mencontohkan perusahaan tambang di Maluku Utara yang mempekerjakan sejumlah pekerja asing. Perusahaan tersebut mempekerjakan orang asing dari negara-negara yang merupakan transmisi dari China.
Apabila protokol karantina tersebut diberlakukan maka akan karantina selama 14 hari di pintu masuk Indonesia, baik itu darat, laut, maupun udara. "Ini kerjasama dengan perusahaannya, yang standar dilakukan adalah memisahkan mereka dari kelompok lain untuk dilakukan diobservasi yang sarananya disiapkan oleh perusahaan," kata Yuri.
Setelah observasi para WNA tersebut akan dipantau oleh petugas kesehatan dari dinas kesehatan setempat. Hasilnya nanti menurut Yurianto akan dilaporkan ke Pemerintah pusat.
"Kekarantinaan ini perlu dibuatkan protokol keamannya agar teridentifikasi secara keselurunan," katanya.
Protokol karantina tersebut menurut Yurianto sudah dilakukan di Pabrik Semen, Aceh yang mempekerjakan 28 WNA. Pemerintah dan perusahaan bekerjasama melakukan karantina selama 14 hari.
"Setelah 14 hari dinyatakan negatif, baru bisa bekerja lagi," katanya.
Selain bagi para tenaga kerja asing, protokol karantina juga diberlakukan bagi mahasiswa yang kuliah di luar negeri dan pulang ke Indonesia. "Misalnya di NTB rekan-rekan mahasiswa kita yang kembali dari Tiongkok kemudian kembali ke tanah air dilakukan karantina wilayah," kata Yuri.
Yuri mengatakan bahwa protokol karantina tersebut diberlakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona secara komprehensif. Berbagai kemungkinan harus diantisipasi agar penularan virus corona tidak meluas. "Laporannya selalu kami terima dan berjalan dengan baik," katanya.
Sementara itu untuk protokol pendidikan, Yurianto mengatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk tidak meliburkan kegiatan belajar mengajar.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: