Corona Masuk Indonesia

Ketakutan, Rumor dan Stigma Corona jadi Musuh Terbesar Dibandingkan Virusnya Sendiri

Di Indonesia, stigmatisasi itu justru dimulai dari aparat pemerintah sendiri dan media kemudian mengamplifikasinya.

Editor: Rizky Zulham
KOMPAS.COM
Ketakutan, Rumor dan Stigma Corona jadi Musuh Terbesar Dibandingkan Virusnya Sendiri 

Penyebaran penyakit Covid-19 cepat mengglobal, mencapai 75 negara dalam dua bulan, sehingga memicu kepanikan, melebihi bahaya virusnya.

Di Indonesia, penanganan penyakit itu terkendala stigmatisasi terhadap penderita.

Virus korona baru dari Wuhan, China, tidak memiliki paspor dan tak ada yang kebal terhadapnya.

Penyebarannya cepat mengglobal, mencapai 75 negara dalam dua bulan, sehingga memicu kepanikan, melebihi bahaya virusnya sendiri yang menurut laporan WHO-China Joint Mission, Jumat (28/2/2020), tingkat kematiannya 3,8 persen di China.

Namun, bahaya korona di Indonesia terutama adalah bias informasi dan stigmatisasi terhadap pasien terinfeksi Covid-19, yang menandai ketidaksiapan menghadapi krisis dan gagal membangun komunikasi risiko yang tepercaya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya komunikasi risiko, yang meliputi pertukaran informasi secara transparan antara otoritas, ahli, dan para pihak lain, dengan publik.

Tujuan komunikasi risiko agar publik bisa memproteksi diri dan keluarga sehingga bisa meminimalkan dampak serta kekacauaan saat terjadinya wabah.

Masalahnya, narasi awal yang dibangun sejumlah pejabat pemerintah justru melonggarkan kewaspadaan, bahkan terkesan menolak risiko.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat berulang kali mengatakan agar warga tenang dan karena tingkat kematian korona rendah, kita aman karena doa, kebal, dan berbagai narasi lain yang tidak didasarkan fakta ilmiah.

Narasi itu barangkali dibangun untuk menenangkan masyarakat dan meminimalkan dampak ekonomi.

Namun, menyatakan ”jangan panik”, diulang berkali-kali pun, tidak akan bisa menenteramkan publik, kecuali otoritas bisa meyakinkan bahwa segalanya telah disiapkan dengan baik.

Keraguan merebak ketika negara lain dengan penerbangan langsung ke Wuhan telah melaporkan kasus infeksi, kecuali Indonesia.

Beberapa kali ada laporan mengenai warga negara asing yang menderita Covid-19 sepulang dari Indonesia.

Bahkan, ada kasus terduga korona yang meninggal di Semarang dan satu di Batam.

Pemerintah menegaskan, dua kasus kematian itu bukan karena virus korona baru, melainkan pernyataan itu gagal meredam keraguan publik nasional ataupun internasional.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved