Panen Jagung Hibrida di Sintang, Satu Hektare Mencapai 8,8 Ton
Sekali panen satu hektare hektar bisa menghasilkan 1.600 tongkol jagung atau 8,8 ton jagung dikalikan 5000/kg akan menghasilkan Rp 44 juta per hektare
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
“Saya melihat pertanian di Jerora Satu sudah maju dan wajar kalau menjadi desa mandiri tahun ini. Tempat wisata juga banyak di Jerora Satu, yang kedepannya pengelolaannya bisa melibatkan warga desa dalam hal pemasaran oleh-oleh dan hasil pertanian. Saya juga mendorong strategi pemasaran dengan pola agro wisata dengan berjejer di sepanjang jalan untuk dijadikan oleh-oleh,” pinta Jarot Winarno.
Dari Kubu Raya
Camat Sintang, Siti Musrikah mengaku heran, di pasaran jagung yang dijual bukan dari hasil pertanian kelompok tani di Desa Jerora Satu. Jagung yang dijual di pasaran justru berasal dari Kabupaten Kubu Raya.
“Saya mendapat informasi bahwa jagung di pasar malah berasal dari Kubu Raya, padahal Jerora Satu ada penghasil jagung hibrida,” kata Siti.

Menurutnya, hasil panen jagung hibrida oleh kelompok Maju Tani mudah dipasarkan di pasaran dan mampu bersaing. “Padahal Jerora Satu ada jagung hibrida.
• Ikut Panen Padi Bersama Warga, Ini Imbauan Kapolsek Teriak
“Kita sangat berharap jagung kita bisa dipasarkan di daerah kita sendiri dengan mampu bersaing dalam hal harga,” harap Siti Musrikah.
Siti Musrikah mendukung jika Desa Jerora Satu bisa terus menerus menghasilkan jagung hibrida sehingga bisa menjadi brand desa Jerora Satu.
Selain itu, dia juga mendorong agar mendorong agar anak-anak muda bisa mencintai pertanian sehingga mereka bisa menjadi petani milenial.
“Kecamatan Sintang memiliki 29 desa kelurahan. Saya sudah kunjungi 10 desa, nanti semua akan saya kunjungi nanti. Desa Jerora Satu sudah ada brandnya, mudah mudahan dipertahankan. Pemerintah juga akan bantu pemasaran,” tukas Siti Musrikah.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: