Ratusan Ribu Jemaah Terdampak Kebijakan Arab Saudi Tutup Pintu Umroh, Pengajuan Visa Mulai di Stop
Menurut dia, setiap bulan sejak Januari 2020, sekitar 80.000 hingga 100.000 nasabah yang berangkat ke Arab Saudi.
PONTIANAK - Jemaah umroh asal Kalbar terancam tak bisa menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci.
Hal ini menyusul keluarnya aturan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi.
Kebijakan yang mulai berlaku Kamis (27/2) sebagai antisipasi virus corona menyebar ke Arab Saudi.
Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Kalbar, Akhmad Kholil, yang juga pemilik Travel Umrah dan Haji Muzdalifah Pontianak memastikan pihaknya mengalami kerugian akibat kebijakan ini.
Sebanyak 90 jemaah yang akan melaksanakan ibadah umrah melalui travelnya terancam gagal berangkat.
"Ini imbasnya kepada semua travel yang ada di seluruh dunia, terutama Indonesia yang mendatangkan ribuan jamaah untuk melaksanakan ibadah umroh," ungkap Akhmad Kholil, Kamis.
Ia masih menunggu informasi hingga berapa lama penutupan ini dilakukan.
"Mungkin kita akan mereschedule kembali jadwal kebetangkatan, sambil menunggu situasi yang kondusif dan pemerintah Arab Saudi memberikan lampu hijau untuk bisa masuk, baru kita reschedule keberangkatan,” jelasnya.
Khusus untuk jemaah dari travelnya, lanjut Akhmad, akan berangkat pada 8 Maret 2020.
“Waktunya masih 10 hari lagi, kita lihat apakah itu waktunya reschedule atau tidak, tergantung dari informasi teman-teman dari Amphuri. Amphuri adalah asosiasi yang sebagai orang tua kita. Kita menanti info terkini dari beliau. Apabila itu jadwalnya di-reschedule, kami mengikuti saja," paparnya.
• KISAH Sedih Jamaah Umroh Batal Berangkat Padahal Sudah di Bandara Soekarno-Hatta karena Virus Corona
Ia mengimbau kepada seluruh jemaahnya agar tidak khawatir.
Ia berjanji akan tetap memberangkatkan seluruh jamaah saat pemerintah Arab Saudi membuka kembali jalur umrah.
Sektretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Firman M Nur, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan dan hotel di Arab Saudi untuk bisa melakukan penjadwalan ulang.
Dia pun memastikan dana nasabah berada dalam kondisi aman.
"Kami dari asosiasi melakukan pendampingan anggota kami, PPU (Penyelenggara Perjalanan Umrah) agar tidak timbul kerugian akibat kebijakan ini. Karena kerugian PPU akan berefek ke jemaah," ujar Firman.
"Kami berharap stakeholder dan airline bisa memahami dan melakukan pendekatan yang baik untuk dana-dana yang sudah disetorkan, karena dana-dana itu adalah dana nasabah. Dan kami juga organisir dengan hotel di Arab Saudi untuk melakukan penjadwalan ulang dan mengkaji deposit PPU ke mereka," lanjut dia.
Firman mengatakan, meski wabah virus corona mulai merebak di awal tahun, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap minat jemaah melakukan ibadah umrah.
Menurut dia, setiap bulan sejak Januari 2020, sekitar 80.000 hingga 100.000 nasabah yang berangkat ke Arab Saudi.
Jumlah tersebut stabil jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Adapun dirinya memperkirakan, setidaknya akan ada 100.000 hingga 200.000 nasabah yang akan terdampak dari kebijakan Pemerintah Arab Saudi ini.
"Kalau diasumsikan kira-kira setiap bulan 100.000, berarti akan ada 100.000 sampai 200.000 jemaah. Karena sedang low season," ujar dia.
Pemerintah RI juga merespons keputusan Arab Saudi ini.
Staff Khusus Menteri Agama Ubaidillah Amin mengatakan, pihaknya sudah mulai memberhentikan pengajuan visa tujuan umrah dan kunjungan ke Arab Saudi mulai Kamis.
Oleh karenanya, ia meminta kepada seluruh biro travel umrah untuk mengiformasikan kepada jemaahnya terkait penangguhan sementara pengajuan visa ini.
"Pengajuan visa umrah dan visa lainnya ke Saudi mulai hari ini diberhentikan. (Saya) meminta para pengelola biro perjalanan umrah untuk proaktif mengelola informasi kepada para jemaahnya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis.
Lebih lanjut, Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah melakukan tinjauan langsung ke bandara yang melayani penerbangan ke Arab Saudi, sebagai bentuk antisipasi munculnya calon jamaah yang tertahan di bandara.
"Berdasarkan laporan dari pengawasan di bandara, Garuda, Saudia, Citilink, Lion hari ini masih sesuai jadwal mereka terbang," katanya.
Ubaidillah menghormati keputusan Arab Saudi untuk menangguhkan visa kunjungan sebagai bentuk antisipasi menyebarnya virus corona.
Ia meminta calon jamaah bersabar menunggu keputusan lanjutan Arab Saudi.
"Selanjutnya Kementrian Agama menunggu info lanjutan diatas dari pemerintah Saudi," ucap dia.
Sebagai informasi, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi.
Dikutip dari Arab News, Kamis(27/2), Arab Saudi juga telah menangguhkan visa turis yang datang dari negara-negara dengan kasus virus corona.
Pihaknya juga menyebut bahwa otoritas kesehatan Arab Saudi terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona yang mulai menginfeksi sejumlah Negara Teluk dalam beberapa hari terakhir.
Tindakan tersebut dilakukan untuk tindakan pencegahan serta perlindungan terbaik bagi keselamatan warga dan setiap orang yang berniat mengunjungi Arab Saudi, baik untuk tujuan umrah maupun wisata.
Dikutip dari Arab News, Kamis (27/2), Arab Saudi juga telah menangguhkan visa turis yang datang dari negara-negara dengan kasus virus corona.
Pihaknya juga menyebut bahwa otoritas kesehatan Arab Saudi terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona yang mulai menginfeksi sejumlah negara Teluk dalam beberapa hari terakhir.
Tindakan tersebut dilakukan untuk tindakan pencegahan serta perlindungan terbaik bagi keselamatan warga dan setiap orang yang berniat mengunjungi Arab Saudi, baik untuk tujuan umrah maupun wisata.
"Tindakan pencegahan ini berdasarkan dari rekomendasi otoritas kesehatan untuk menerapkan standar kehati-hatian tertinggi dan mengambil langkah-langkah pencegahan proaktif untuk mencegah masuknya virus corona ke Arab Saudi," demikian tulis Kemenlu dalam sebuah pernyataan.
Arab Saudi juga menangguhkan penggunaan kartu identitas nasional oleh warga negara Saudi dan warga negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk melakukan perjalanan dari dan ke Arab Saudi.
Pengecualian ditujukan bagi warga Saudi yang berada di luar negeri dan ingin kembali serta warga negara GCC yang saat ini berada di Arab Saudi yang ingin pulang ke negaranya.
Syaratnya, mereka meninggalkan atau memasuki Arab Saudi menggunakan kartu identitas nasional.
Pemerintah menegaskan, prosedur tersebut hanya bersifat sementara dan akan terus dievaluasi oleh pihak berwenang.
"Kerajaan menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara dan harus terus dievaluasi oleh pihak berwenang," kata perwakilan kementerian. (fer/kompas.com)