Hari Ini di Catatan Sejarah: Penyerahan Kekuasaan Eksekutif atas Indonesia dari Soekarno ke Soeharto
Selengkapnya, berikut isi lengkap surat penyerahan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto:
Presiden meminta waktu untuk mempelajari dan meminta bertemu kembali keesokan harinya.
Konsep yang diajukan Soeharto berupa surat pernyataan.
Isi konsep surat itu, Presiden menyatakan berhalangan, Presiden menyeragkan kekuasaan pemerintahan kepada Supersemar sesuai Ketetapan MPRS No XV.
12 Februari 1967
Empat Palima Angkatan kembali bertemu dengan Presiden Soekarno di Bogor untuk melanjutkan pertemuan sehari sebelumnya.
Presiden tidak dapat menerima gagasan yang diajukan Soeharto dan mengajukan amandemen mengenai bentuk dan isinya.
Soekarno menyatakan tak setuju dengan konsep surat pernyataan, dan isinya menyatakan tak setuju berhalangan.
Kemudian, ia meminta diagendakan kembali pertemuan keesokan harinya.
13 Februari 1967
Para Panglima Angkatan kembali bertemu untuk membicarakan konsep baru sebelum menemui Presiden.
Panglima Angkatan Bersenjata sepakat satu konsep dan mengutus Tjipto Judodihardjo dan Panggabean.
Konsep baru yang diajukan adalah pengumuman penyerahan kekuasaan pemerintahan kepada Supersemar sesuai Ketetapan No XV/MPRS/1966. Keduanya menemui Presiden Soekarno.
Namun, Presiden tetap menyatakan belum menerimanya dan meminta perubahan. Namun, permintaan Soekarno sulit dipenuhi.
Ia meminta, antara lain, menambahkan kata "pemerintahan sehari-hari".
Antara 13-17 Februari 1967