Human Interest Story

Tjhai Chui Mie Jadi Ketua HKTI Singkawang, Moeldoko: Jadikan Singkawang Pusat Jajanan Nasional

Maka tidak terlalu sulit teman-teman di sini untuk mendorong pertanian yang produktif karena pasarnya jelas.

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIDHOINO KRISTO SEBASTIANUS MELANO
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko bersama Ketua DPK Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie berfoto bersama usai melakukan grand opening pusat jajanan HKTI di Jalan Diponegoro, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Jumat (14/2/2020). 

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko berkunjung ke Kota Singkawang, Jumat (14/2).

Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyambut langsung Moeldoko di Kantor Wali Kota Singkawang, Jalan Firdaus, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat.

Moeldoko selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menghadiri pelantikan Ketua Harian Dewan Pimpinan Kota (DPK) HKTI Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dan jajaran periode 2020-2025.

Pelantikan dilakukan Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) HKTI Kalimantan Barat, Edy Suyanto.

Pelantikan dilakukan dengan pembacaan SK kepengurusan oleh DPP HKTI Kalbar, penyerahan bendera pataka, dan pembacaan ikrar seluruh pengurus HKTI Kota Singkawang yang dipandu Ketua HKTI Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.

Pelantikan dilakukan dengan pembacaan SK kepengurusan oleh DPP HKTI Kalbar, penyerahan bendera pataka dan pembacaan ikrar seluruh pengurus HKTI Kota Singkawang yang dipandu Ketua HKTI Kota Singkawang Tjhai Chui Mie.

Moeldoko mengatakan, Kota Singkawang memiliki peluang yakni pasar luar negeri karena berbatasan dengan Malaysia.

Singkawang harus memiliki brand suatu produk yang bisa dijual.

Maka tidak terlalu sulit teman-teman di sini untuk mendorong pertanian yang produktif karena pasarnya jelas.

"Jadikan Singkawang pusat jajanan nasional di sini," katanya.

Mantan Panglima TNI yang pernah bertgas sebagai Pangdam XII/Tanjungpura ini menyebutkan ada lima persoalan yang dihadapi oleh petani dan pertanian Indonesia.

Pertama adalah persoalan lahan. Dimana lahan di Pulau Jawa rata-rata 0,2 hingga 0,3 hektare.

Belum lagi lahan rusak karena pupuk dan pestisida yang berlebihan.

Kedua adalah persoalan permodalan bagi para petani.

Ketiga lemahnya manajemen petani, keempat penguasaan teknologi dan informasi serta kelima pasca panen yang sering bermasalah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved