TKI Meninggal Dunia
BREAKING NEWS - Nasib Pilu TKI Asal Lombok, Merantau Bersama Ayah & Meninggal Sesaat Sebelum Operasi
Muhammad pun terlihat sangat syok melihat dengan mata dan kepalanya sang anak pergi mendahuluinya.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Seorang pekerja migran atau TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menghembuskan nafas terakhirnya di Ruang Operasi RSUD dr Soedarso, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (10/2/2020) sekira pukul 21.00 WIB.
Pekerja migran tersebut bernama Amin (20) yang kembali dari Malaysia bersama sang ayah Muhammad (40) sejak tiga hari lalu.
Amin meninggal akibat penumpukan cairan di kepalanya, sesaat sebelum dirinya akan dioperasi.
Saat itu, Muhammad yang didampingi Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Pontianak, Martin hendak menandatangani surat pernyataan tindakan operasi.
• VIRAL Orang Sambas Hilang Beberapa Hari di Hutan, Kembali Bawa Kisah Siang dan Malam di Hutan
Namun takdir berkata lain, ternyata nyawa Amin lebih dulu dipanggil yang maha kuasa sebelum ia menjalani tindakan operasi di kepalanya.
Akhirnya, rencana operasi pun berubah menjadi rencana pemakaman.
Muhammad pun terlihat sangat syok melihat dengan mata dan kepalanya sang anak pergi mendahuluinya.
Tak banyak yang diucapkan oleh Muhammad, ia terlihat sangat bingung, pandangannya dan berkaca-kaca.
Sebelum sempat diselamatkan oleh SBMI Pontianak, Keduanya sempat terlunta-lunta ketika berada di penginapan di wilayah Kecamatan Sungai Ambawang.
Bahkan keduanya hampir diperas oleh oknum masyarakat tak bertanggung jawab.
"Mereka ini sempat terlantar di Pontianak, di saat kami menemukan keduanya, keadaannya sangat memprihatikan,"
"Untuk Amin sudah kritis dan bahkan tidak sadarkan diri," kata Ketua SBMI Pontianak Martin Lip Ho yang didampingi, Sekretaris SBMI Pontianak Tri Lestari dan Bendahara SBMI Suwindi.
Martin pun kembali mengatakan bahwa Amin meninggal dunia akibat pembengkakan cairan di kepalanya yang dikarenakan beberapa bulan lalu Amin mengalami kecelakaan kerja di Malaysia.
"Menurut orang tuanya itu, ketika Amin kerja, dia ini tertimpa pelepah kelapa sawit, tapi setelah kita tanyai lebih lajut ke sang ayah, si anak juga tertimpa biji kelapa sawit," tambahnya.
Sebelum di rujuk kerumah sakit Sudarso, Keduanya sempat akan diterbangkan ke tempat asalnya.
Namun pihak maskapai tidak mengizinkan Amin terbang, dikarenakan kesehatan Amin tak memungkinkan.
Ia menerangkan bahwa keduanya juga merupakan korban penipuan, dimana saat hendak berangkat bekerja ke Malaysia mereka di janjikan sebagai pekerja resmi, namun sesampainya disana keduanya mengalami hal yang berbeda.
"Dia taunya itu, dia bukan PMI (pekerja Migran Indonesia) llegal, taunya legal, tapi setelah mereka pulang mereka sadar mereka itu ilegal," ujar Martin.
"Untuk perusahaan asal mereka bekerja ini, mereka tidak menerima pesangon, dan kembali lagi, PMI atas nama Amin ni ilegal, Jadi dia pulang itu tidak dapat pesangon sama sekali," tambahnya.
Atas meninggalnya Amin, SBMI Pontianak pun turut berbela sungkawa.
Saat ini jenazah amin sedang berada di ruang pemulasaran RSUD dr Soedarso, setelah sebelumnya berada di ruang operasi.
Pihak SBMI pun telah berkoordinasi dengan pihak dinas terkait di NTB untuk proses pemulangan jenazah Amin. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak