Rutan Sanggau Buat Buku Tabungan Bagi Narapidana Asimilasi

Ia menjelaskan tujuan dibuatkannya buku tabungan atau rekening bank untuk menghilangkan stigma masyarakat.

TRIBUNPONTIANAK/HENDRI CHORNELIUS
Kepala Rutan Klas II B Sanggau, Acip Rasidi. 

SANGGAU - Kepala Rutan Klas II B Sanggau, Acip Rasidi menargetkan pada Maret 2020 program pembuatan buku tabungan bank bagi narapidana yang berkerja asimilasi diluar dengan pihak ketiga sudah bisa dilaksanakan.

"Contoh yang sudah berjalan itu dengan Pemda, kebersihan taman di tepi sungai. Kemudian yang milik kami juga ada pencucian kendaraan, batako, ikan lele dan pengolahan hasil kebun (Lahan yang ada disekitar Rutan)."

"Itu yang sifatnya menghasilkan uang, upah atau preminya kita tabungkan sebagian jadi tak semua kita kasi ke napi asimilasi tersebut," katanya, Minggu (9/2/2020).

Saat ini, ada 13 orang yang mendapatkan asimilasi diluar dan yang kerjasama dengan pihak luar.

Jumlah Tahanan di Rutan Sanggau Didominasi Kasus Narkoba, Masih Over Kapasitas

Mungkin yang lain kita atur lagi kemudian.

Untuk mengasimilasi warga binaan itu minimal dia sudah menjalani setengah masa pidana dan sudah pasti berkelakuan baik.

"Kalau belum setengah kita tunggu proses, makanya kita lakukan kontinyu. Nanti kalau misalkan bebas yang lainkan banyak ini, dan itu khusus pidana umum."

"Kalau pidana khusus memang tak bisa kita berikan asimilasi diluar. Makanya yang pidana khusus kita carikan keterampilan didalam,"ujarnya.

Ia menjelaskan tujuan dibuatkannya buku tabungan atau rekening bank untuk menghilangkan stigma masyarakat.

"Dulu mungkin orang bebas itu katanya diminta uang untuk ini itu, nah sekarang kita yang memberi uang bagi yang berkerja. Itu untuk kegiatan yang diluar,"jelasnya.

Untuk kegiatan yang didalam, lanjutnya, mengingat banyak kasus narkoba.

Dari sekian banyak itu ada yang terampil menjahit.

"Itu akan saya buka ruangan bengkel kerja yang memang bisa kita gunakan untuk melatih orang menjahit di dalam."

"Ada dua orang memang pintar menjahit, nanti dia itu yang mengajarkan teman-temanya untuk belajar menjahit, "katanya.

Lanjutnya, Jika semuanya sudah berjalan degan baik, makan akan dicoba dulu menjahit pakaian pegawai Rutan.

Tapi tak gratis, misalnya diluar harganya Rp 250 ribu, kita akan setengah dari harga itu.

"Setengah dari itu untuk pemotongan degan modal, bersih penghasilan berapa, setengahnya untuk dia."

"Baru kita tabungkan, kalau itu sudah berjalan kemungkinan kita akan membuat plang didepan menerima jahitan. Jenis pakaian apa-apa akan kita sampaikan didepan, "ujarnya.

"Karena informasinya yang bersangkutan itu banyak juga yang minta tolong kedia tapi karena didalam tidak bisa jahit lagi."

"Makanya kita kembangkan, apalagi kasus narkoba lama, nanti mungkin untuk resminya pelatihan kami berkerjasama dengan dinas terkait untuk sertifikasinya,"tambahnya.

Agara nantinya begitu mereka keluar ada modal juga.

Disini juga kata Acip bukan penggudangan hukuman, karena anggapan masyarakat sama dengan tempat penggudangan pelanggar hukuman.

"Itu yang harus kita hilangkan, Selama ini jika ada isu-isu negatif. Udahlah sekarang yang dari sini pulang kita berikan uang tapi dalam bentuk tabungan, bukan hanya yang diluar tapi yang didalam juga seperti itu,"pungkasya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved