Cap Go Meh
Ribuan Warga Pontianak Tumpah Ruah di Jalan Gajah Mada Saksikan Pawai Naga Berkilau
Bertajuk Pawai Naga Berkilau, masyarakat dari berbagai penjuru Pontianak berjajar di kedua sisi jalan.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang bersama panitia terus melakukan berbagai inovasi.

Sehingga mampu menyuguhkan tontonan yang menarik, lebih berkualitas, dan memiliki keunikan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini yang istimewa adanya keberhasilan Kota Singkawang dalam pencatatan rekor MURI replika Pagoda tertinggi dengan tinggi 20 meter, 20 centimeter yang memiliki 8 tingkat serta dua lantai terbuka untuk umum.
"Ini makna filosofisnya pelaksanaan Cap Go Meh (8/2/2020)," tuturnya.
Kota Singkawang juga termasuk satu di antara 20 lokasi program regenerasi warisan budaya secara nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hanya ada dua kota di Kalimantan, selain Kota Singkawang ada pula Kota Banjarmasin.
Sementara Festival Cap Go Meh dikukuhkan sebagai kekayaan intelektual komunal, ekspresi budaya tradisional oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Sederet penghargaan tersebut menjadi tantangan Kota Singkawang yang juga menyandang predikat kota tertoleran di Indonesia pada tahun 2019.
Penghargaan tersebut semakin memperkuat identitas Kota Singkawang sebagai kota pusaka
"Tantangannya adalah Kota Singkawang harus bersatu padu bergandengan tangan untuk melestarikan dan mengembangkannya sebagai aset kebudayaan yang menimbulkan kegairahan yang terus menerus bagi masyarakat dan wisatawan untuk menyaksikannya," ungkap Chui Mie.
Wisatawan Asing Puji
Wisatawan asing apresiasi Cap Go Meh di Singkawang, Sabtu (8/2/2020).
Wisatawan asal Swedia, yakni James sengaja datang ke Singkawang untuk menyaksikan Cap Go Meh.
Menurutnya, kinerja panitia Cap Go Meh patut diacungi jempol.
"Saya suka Cap Go Meh, acaranya sangat teroganisir," ungkapnya saat diwawancarai Tribun saat menyaksikan parade Tatung.