Cap Go Meh

Jadwal dan Rute Pawai Tatung Cap Go Meh Singkawang 2020

penyebutan kata 'Cap Go Meh' sebenarnya populer di Indonesia, di negara lain seperti China, Taiwan, dan Singapura nama festival ini berbeda

Editor: Nasaruddin
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Parade tatung disepanjang Jalan Diponegoro kota Singkawang pada gelaran Cap Go Meh 2019 di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa (19/2/2019). Lebih dari 860 tatung beratraksi pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang. 

Pawai Ratung dalam agenda Cap Go Meh Singkawang sesuai jadwal akan digelar Sabtu 8 Februari 2020.

Sejauh ini, terdaftar 11 Tatung asal Malaysia akan ambil bagian.

Sementara itu 813 Tatung lainnya berasal dari Singkawang, Pontianak, Sungai Pinyuh, Bengkayang, Pemangkat dan Sambas.

Berdasarkan informasi panitia, rute Pawai Tatung akan dimulai dari Jalan Pangeran Diponegoro.

Peserta selanjutnya menuju Jalan Budi Utomo ke Jalan Setia Budi lalu ke Jalan Sejahtera, Jalan Niaga dan finish di Jalan Stasiun.

Pawai Tatung rencananya aakan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.

5 Fakta Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh tinggal beberapa hari lagi akan berlangsung.

Khusus untuk di Singkawang, Cap Go Meh akan diisi dengan pawai Tatung.

Parade tatung ini bakal menyedot wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

Uniknya penyebutan kata 'Cap Go Meh' sebenarnya populer di Indonesia, di negara lain seperti China, Taiwan, dan Singapura nama festival ini berbeda.

Karnaval disepanjang Jalan Diponegoro kota Singkawang pada gelaran Cap Go Meh 2019 di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa (19/2/2019). Sebanyak 12 replika naga dan lebih dari 860 tatung beratraksi pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Karnaval disepanjang Jalan Diponegoro kota Singkawang pada gelaran Cap Go Meh 2019 di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa (19/2/2019). Sebanyak 12 replika naga dan lebih dari 860 tatung beratraksi pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anesh Viduka)

Berikut adalah lima fakta seputar Cap Go Meh seperti dilansir dari Kompas.com:

1. Arti Nama Cap Go Meh

Kata 'Cap Go Meh' diserap dari Bahasa Hokkian.

'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' berarti malam.

Penyebutan ini merujuk pada waktu penyelenggaraan acara yang memang diselenggarakan pada penanggalan 15 kalender China.

Di China nama perayaan ini adalah Yuan Xiao atau Shang Yuan.

Di Barat festival ini disebut Lantern Festival (Festival Lampion) atau Chinese Valentine's Day (hari Kasih Sayang versi China).

2. Sejarah Cap Go Meh

Cap Go Meh diprediksi sudah dirayakan sejak 2.000 tahun lalu.

Sejak zaman Dinasti Han (206 Sebelum Masehi- 25 Masehi) ketika biksu Budha harus membawa lentera untuk ritual indah.

Mereka kemudian menerbangkan lentera tersebut, sebagai simbol untuk melepas nasib lalu yang buruk dan menyambut nasib baik untuk masa mendatang.

Dari sini mengapa Cap Go Meh identik dengan lentera.

Sasya (21) Tatung wanita yang duduk dengan tenang di atas tandu berpisau. Tribun Pontianak Ferryanto.
Sasya (21) Tatung wanita yang duduk dengan tenang di atas tandu berpisau. Tribun Pontianak Ferryanto. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO)

3. Hari Kasih Sayang Versi China

Disebut Hari Kasih Sayang versi China lantaran pada zaman dahulu, perempuan yang belum menikah tidak diperkenankan meninggalkan rumah seorang diri kecuali pada perayaan Cap Go Meh.

Sehingga beberapa hari perayaan ini menjadi waktunya bersosialisasi dengan semua orang, terutama lawan jenis calon pasangan hidup.

Menyalakan lentera juga identik dengan tanda atau harapan akan mendapat kehidupan percintaan yang lebih baik.

4. Akhir Dari Hal Tabu di Perayaan Imlek

Saat perayaan Imlek ada banyak hal tabu yang tidak boleh dilakukan atau dibeli.

Misalnya tidak boleh membeli sepatu, buku, menangis, dan lain hal. Cap Go Meh merupakan penanda oerayaan Imlek telah usai, begitu pula dengan hal-hal yang dianggap tabu.

5. Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia terbilang istimewa karena telah berakulturasi dengan budaya setempat.

Misalnya di Singkawang adanya ritual pawai tatung, pembakaran replika naga untuk menolak bala satu kota.

Di Pulau Jawa, Tionghoa merayakan dengan lontong cap go meh, yang merupakan kuliner serapan dari ketupat lebaran.

Hanya bentuknya bulat, menyerupai bulan purnama yang biasa bersinar di penanggalan 15 China.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved