Dampak Berbahaya dari Bully, KPAD Kayong Utara Harap Sekolah Berikan Pengawasan Ketat
Pasalnya, aksi perundungan yang biasa dilakukan sesama pelajar tidak dapat dianggap sepele.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Madrosid
lihat foto
KAYONG UTARA - Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kayong Utara, Al Ghazali berharap sekolah lebih ketat mengawasi siswa-siswinya dari perundungan.
Pasalnya, aksi perundungan yang biasa dilakukan sesama pelajar tidak dapat dianggap sepele.
Aksi itu dapat berdampak pada kondisi psikologis korban.
Parahnya, aksi merundung bahkan dapat menjadi tradisi di sekolah bila terus dibiarkan.
Pelajar yang tadinya menjadi korban, suatu saat justru berpotensi menjadi pelaku, demikian seterusnya.
Hal ini disampaikan Al Ghazali menyusul adanya kasus perundungan yang terjadi di satu SMA di Kecamatan Sukadana beberapa waktu lalu.
• KPAD Kayong Utara Tangani Kasus Bully Pelajar SMA di Sukadana
Al Ghazali memahami keterbatasan kemampuan sekolah untuk mengawasi pelajar yang biasanya berjumlah ratusan orang.
Akan tetapi, setidaknya pihak sekolah dapat mengupayakan tindakan preventif.
"Ketika melihat ada anak yang saling mem-bully, di situlah peran guru BK (Bimbingan Konseling), mereka itu sebenarnya ujung tombak untuk pembentukan perilaku anak-anak di sekolah," kata Al Ghazali, Jumat (31/1/2020).
Sayangnya, kata Al Ghazali, yang terjadi sekarang kebanyakan peran guru BK kurang menonjol.
Terkadang mereka sebatas mencatat nama-nama pelajar yang kerap bermasalah.
Bahkan, masih ada guru BK yang justru lebih sibuk menangani administrasi ketimbang melaksanakan tugasnya.
"Padahal tujuannya sebenarnya bukan itu. Tujuannya guru BK itu menjadi wadah agar anak-anak bisa menceritakan keluh kesahnya," jelas Al Ghazali.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
