Imlek
Butuh Waktu 12 Jam Dikukus, Begini Cerita Pembuat Kue Keranjang yang Sudah Turun-temurun
Masyarakat yang ada di daerah-daerah pecinan di berbagai wilayah di Indonesia juga menyebutnya dengan istilah dodol cina.
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Kue Keranjang merupakan hidangan wajib saat Imlek.
Imlek akan terasa tak lengkap jika kudapan manis berbahan dasar gula pasir dan tepung ketan itu tak berada di meja hidangan dirumah Masyarakat Tionghoa yang merayakan tahun baru Imlek.
Jika dilihat dari teksturnya, Kue keranjang tampak seperti dodol pada umumnya.
Masyarakat yang ada di daerah-daerah pecinan di berbagai wilayah di Indonesia juga menyebutnya dengan istilah dodol cina.
• Imlek dan CGM Momentum Gaet Turis ke Pontianak, Ada Naga Emas 45 Meter & Kue Keranjang Raksasa
Membuat Kue Keranjang bukan persoalan mudah.
Setelah adonan gula putih dan tepung beras ketan dicampur.
Proses pengadukan adonan hingga menjadi kental sangat menguras energi, karena jika tidak aduk dengan baik tekstur adonan kue keranjang juga tidak akan terbentuk sempurna.
Berdasarkan cerita dari satu di antara pembuat kue keranjang di Jln Kebangkitan Nasional, Kecamatan Pontianak Utara Chin Jhin Faa (51) menerangkan bahwa setelah adonan sudah diaduk merata dan dimasukan ke dalam kaleng cetakan, proses selanjutnya adonan tersebut akan dikukus dengan kondisi api yang baik.
Waktu pengukusan juga tidak sebentar.
Butuh waktu sekitar 12 Jam agar seluruh kue keranjang matang dengan tekstur yang kering secara sempurna.
"Air yang menetes dari atas tutup dandang besar pengukus juga harus dijaga jangan terlalu banyak menetes.
Nanti bisa masuk ke adonan dan membuat teksturnya benyek," ujarnya saat ditemui di kediamanya, Rabu (21/1/2020)
Chin Jhin Faa pada tahun ini mendapatkan kepercayaan dari Panitia Imlek dan Cap Go Meh 2020 untuk memproduksi kue keranjang sebanyak dua ton.
Kue keranjang tersebut akan disusun berbentuk pagoda di arena Festival Kuliner Cap Go Meh 2020 di Jln Diponegoro.
Setiap tahunya, Chin Jhin Faa memang kerap memproduksi kue keranjang untuk memenuhi pesanan masyarakat di sekitar tempatnya tinggal.
Tak hanya itu, dibantu empat pekerja yang juga masih kerabatnya juga memenuhi pemesanan kue keranjang dari luar Pontianak.
"Tiap tahun memang kayak gini buat kue keranjang. Tahun ini dapat order untuk cap go meh jadi kita terima lah dan buat lebih banyak," ujarnya.
Sebelumnya dirinya membuat kue keranjang untuk pesanan orang, nah saat ini dirinya bersama dengan rekananya mulai membuat kue keranjang untuk cap go meh.
"Sekarang dah mulai buat, karena mungkin belum cukup akan lanjut lagi setelah Imlek," ujarnya.
Kemahirannya dalam membuat kue keranjang didapatnya langsung secara turun temurun dari orangtuanya.
Sebab, di era saat ini sudah tak banyak orang yang bisa membuat kue keranjang dan lebih memilih membeli karena lebih praktis.
Menurutnya kualitas beras ketan juga sangat menentukan baik atau tidaknya kue keranjang.
Oleh karena itu, sebelum beras ketan di rendam dan digiling menjadi tepung, Ia harus memastikan bahwa beras ketan memang dengan kualitas terbaik.
"Kalau pulutnya keras kue nya tak bagus. Begitu juga gulanya harus bagus semua," ujarnya.
Tak hanya itu, kualitas api saat mengukus kue juga sangat menentukan.
Jika apinya tidak baik maka hasilnya juga tidak akan sesuai harapan.
Untuk tetap merawat cita rasa yang khas, proses pemanggangan tidak menggunakan gas tapi tetap dengan tungku kayu bakar
Semua takaran harus presisi.
Jika tepungya satu kilo, gula dan airnya juga satu kilo.
Semua sudah ada takaranya.
Sedikitnya 300 butir kue keranjang mampu di produksinya setiap hari dengan satuan per kue keranjang seberat setengah kilo.
"Kalau satu ton beras ketan mampu jadi dua ton kue keranjang," ujarnya.
Dirinya menargetkan untuk dua ton kue keranjang memerlukan proses pembuatan selama delapan hari.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh 2020 Dji Sen mengatakan jika seluruh kue keranjang tuntas diproduksi.
Proses penyusunan kue keranjang sebanyak dua ton menjadi replika akan mulai dilakukan pada 1 Februari mendatang.
"Karena 2 Februari sudah pembukaan Cap Go Meh 2020, sebelumnya pembukaan proses penyusunan harus sudah tuntas," ujarnya.
Dji Sen menambahkan tinggi pagoda yang disusun dari kue keranjang diperkirakan mencapai 3,2 meter.
Selain itu kue yang tersusun tersebut nantinya akan dihias agar lebih tampak semarak dengan ornamen-ornamen Imlek.
"Setelah acara nantinya kue-kue keranjang tersebut akan dibagikan secara luas ke masyarakat umum," pungkasnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak