VIRAL Fenomena Langit Matahari Kembar di Makassar, Astronom Sebut Lebih Langka dari Halo Matahari

Fenomena matahari kembar merupakan fenomena optik atmosfer dengan mekanisme yang sama dengan proses pembentukan Halo Matahari

Editor: Dhita Mutiasari
Wikipedia
Ilustrasi Parhelion - VIRAL Fenomena Langit Matahari Kembar di Makassar, Astronom Sebut Lebih Langka dari Halo Matahari 

VIRAL Fenomena Langit Matahari Kembar di Makassar, Astronom Sebut Lebih Langka dari Halo Matahari

Baru-baru ini warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan fenomena dua matahari di langit, Minggu (19/1/2020) petang.

Fenomena itu ramai dibicarakan di media sosial.

Fenomena langit dengan matahari kembar ini lantas diabadikan masyarakat.

Penampakannya seolah ada di dua matahari dari arah Barat dan Timur.

HEBOH Matahari Kembar di Langit Makassar, Ini Penjelasan Ahli Terkait Fenomena Langit Sun Dog

Astronom amatir, Marufin Sudibyo menjelaskan peristiwa yang menampakkan seolah matahari ada di dua arah mata angin itu, disebut dengan Sun Dog, atau fenomena optik parhelion atau parhelia.

Fenomena optik parhelia ini merupakan fenomena biasa, meskipun diakui Marufin, lebih langka terjadi apabila dibandingkan dengan kemunculan Halo Matahari.

"Fenomena ini biasa saja, tapi dokumentasinya belum ada. Namun, secara kualitatif agak jarang terjadi bila dibandingkan dengan Halo Matahari," kata dia.

Kalender Astronomi 2020, Daftar Fenomena Menakjubkan dari Hujan Meteor hingga Gerhana Matahari Total

Bagaimana fenomena Parhelion ini terbentuk?

Fenomena matahari kembar merupakan fenomena optik atmosfer dengan mekanisme yang sama dengan proses pembentukan Halo Matahari ataupun pelangi.

"Proses pembentukan Parhelia (Sun Dog) ini mirip dengan Halo Matahari," kata Marufin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/1/2020).

Hanya saja, kata Marufin, pada pembentukan Halo Matahari, posisi Matahari ada di altitude cukup besar, bahkan sering berada di sekitar titik kulminasi atasnya.

Sedangkan, pada Parhelia, altitude matahari cukup rendah dan berdekatan dengan ufuk.

"Seperti pada Halo Matahari, awan dan Matahari ada di depan kita," tuturnya.

Fenomena parhelion ini terjadi akibat pembiasan cahaya Matahari oleh awan tinggi nan tipis yang disebut awan Citrus, yang mengandung butir-butir es mikro berstruktur heksagonal lempeng yang ada di dalam awan Cirrus tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved