DISINFORMASI
CEK FAKTA - Pemasukan TikTok Digunakan untuk Mendirikan Kamp Konsentrasi Muslim Uighur China
Beredar postingan di Facebook yang menjelaskan penggunan TikTok untuk pembangunan kamp konsentrasi muslim Uighur di China.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
DISINFORMASI - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia atau disingkat Kemkominfo melalui situs web kominfo.go.id meng-counter informasi yang beredar di media sosial.
Beredar postingan di Facebook yang menjelaskan penggunan TikTok untuk pembangunan kamp konsentrasi muslim Uighur di China.
Berikut penjelasan lengkap Kemkominfo:
Dalam postingan tersebut juga memasukan link berita dari CNN Indonesia untuk mengaitkan dengan postingan yang dibahas.
Faktanya berdasarkan hasil penelusuran bahwa klaim tersebut tidak benar.
Dalam postingan tersebut terdapat nama Fira Aziz, wartawan Amerika Serikat yang disebut melakukan kunjungan ke kantor Tik Tok di China, namun tidak ditemukan dalam platform database jurnalis PressHunt dan PressFarm.
Sementara lewat penelusuran dengan kata kunci Fira Aziz merujuk kepada Feroza Aziz, seorang remaja Amerika Serikat yang sempat viral karena mengkritik perlakuan terhadap muslim Uyghur di China.
Selain itu, link berita CNN Indonesia yang dikutip tidak memiliki kaitan dengan isi yang dibahas dalam konten tersebut.
Link berita tersebut membahas laporan dari Wall Street Journal (WSJ) yang menyebut China membujuk ormas Islam agar tidak lagi mengkritik dugaan persekusi terhadap muslim Uyghur lewat sejumlah bantuan dan menjawab kritik yang dilayangkan lewat Kedutaan Besar China di Jakarta.
Sehingga, link berita yang dicantumkan tidak mendukung klaim dari konten tersebut.
• CEK FAKTA - Ketua Umum PBNU Said Aqiel Siradj Beragama Hindu
KATEGORI: DISINFORMASI
Media Asing: China Rayu Ormas Islam RI Agar Diam soal Uighur
Dikutip dari CNN Indonesia, China disebut berupaya membujuk sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, media Indonesia, hingga akademisi agar tak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Laporan the Wall Street Journal (WSJ) yang ditulis Rabu (11/12), memaparkan China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali mencuat ke publik pada 2018 lalu.