Perjuangan Ari Rawat Neneknya Sakit Sendirian, Bertahan Hidup Hanya dari Uluran Tangan Tetangga
Setelah menyelesaikan pendidikan di satu SMP swasta pada 2017, Ari harus mengurus sang nenek seorang diri.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
PONTIANAK - Remaja berusia 17 tahun, Andika Pratama alias Ari, rela putus sekolah karena keterbatasan biaya dan memilih merawat sang nenek, Halipah (70).
Kondisi nenek Halipah sakit-sakitan dan harus tinggal di rumah yang tak layak.
Setelah ibunya meninggal, Ari hanya tinggal berdua dengan neneknya di Jl Parit Tengah, Gang Melati 2, RT 004, RW 029, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.
Setelah menyelesaikan pendidikan di satu SMP swasta pada 2017, Ari harus mengurus sang nenek seorang diri.
Selama dua tahun itu pula ia tidak bekerja karena tidak bisa meninggalkan sang nenek yang memang sejak satu tahun terakhir sudah mulai sakit-sakitan.
Ia dan neneknya harus bertahan hidup dalam berkekurangan. Kondisi rumah yang sangat tidak layak huni harus ditinggalinya bersama sang nenek.
Selain itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, Ari mengaku tak memiliki biaya.
• KISAH Remaja Putus Sekolah Demi Rawat Sang Nenek! Bertahan di Rumah Tak Layak & Urungkan Cita-cita
Saat Tribun dan beberapa wartawan berkunjung ke rumah Halipah, Minggu (5/1), perempuan ini sedang terbaring sakit karena usia yang sudah cukup tua.
Rumah dengan dua kamar tidur, satu dapur, dan satu toilet terlihat tidak layak huni.
Bagian dapur sudah reot. Lantainya yang berbahan kayu sudah rapuh dan jebol, atap bocor, dinding jebol dan kondisi WC atau toilet tidak layak pakai.
Tempat memasaknya tampak sudah tidak layak, serta barang dan perabotan berserakan dan bertumpuk di bagian belakang rumah.
Untuk menuju ke rumah Halifah, aksesnya melewati Jl Tebu, kemudian masuk ke Jl Padat Karya. Selanjutnya masuk ke Jl Parit Tengah kemudian belok kanan ke Gang Melati 2.
Rumah yang dihuni Halifah tampak lebih mencolok dibanding bangunan rumah lainnya.
Bukan karena bangunan yang megah, tapi karena rumah ini berukuran kecil dengan dinding dan atapnya sudah reot dan warnanya memudar.
Saat itu Halipah terbaring lemah dan tidak mampu untuk mengingat secara detail. Bahkan untuk makan, minum, dan mandi, dirinya harus dibantu sang cucu.