Konflik Timur Tengah Masih Panas, IHSG dan Market Regional Tertekan

Tensi geopolitik sepertinya terus meningkat pada hari-hari ke depan jadi sehingga menjadi pendorong harga minyak dan menjaga aset berisiko

Editor: Nina Soraya
ist
Ilustrasi 

PONTIANAK - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) tergelincir ke zona merah pada sesi I perdagangan hari Senin (06/1). Indeks melorot -0,58 persen (-37 poin) ke level 6.286.

Dalam rilisnya kepada tribunpontianak.co.id, Senin (6/1/2020) siang, Indeks LQ45 -0,62% ke 1.015. Indeks IDX30 -0,59% ke level 554. Indeks IDX80 -0,60% ke 142. Indeks JII -0,71% ke posisi 694. Indeks Kompas100 -0,66% ke 1.277. Indeks Sri Kehati -0,79 persen ke 401. Indeks SMInfra18 -0,09 persen ke level 325.

BREAKING NEWS - Sunar Tewas Tergantung, Kata Terakhir Korban ke Temannya Mengungkap Ada Masalah

Dorong Kualitas Produk Olahan, Disperindagkop Singkawang Upayakan Bantu Mesin Press

Saham-saham teraktif: MNCN, ADRO, PTPP, BBCA, TBIG, BTPS, PPRO.

Saham-saham top gainers LQ45: ANTM, LPPF, ADRO, JPFA, INDY, PGAS, PTBA.

Saham-saham top losers LQ45: KLBF, INKP, MNCN, BMRI, WSKT, BBRI, TLKM.

Nilai transaksi mencapai Rp2,34 triliun. Volume trading sebanyak 27,91 juta lot saham. Investor asing membukukan jual bersih -Rp44,59 miliar.

Nilai tukar rupiah terkoreksi -0,25 persen ke level Rp13.955 terhadap USD (12.00 PM).

Sementara itu pasar saham Asia Pasifik terjungkal di sesi pagi pada perdagangan hari Senin (6/1/2020) seiring ketegangan politik yang terus meningkat di Timur Tengah.

Market saham Jepang bergerak negatif di hari perdana perdagangan pasca libur panjang. Koreks negatif juga terjadi pada Indeks Kospi di bursa Korsel.

Bursa saham Hong Kong ke zona negatif. Sementara market saham China daratan melawan arus tren pelemahan seiring penguatan Indeks Shanghai Composite, Indeks Shenzhen Composite dan Indeks Shenzhen Component.

Market saham Australia juga melemah tertekan oleh sektor finansial yang melemah 1,23 persen seiring tekanan yang terjadi pada sebagian besar saham bank. Namun sektor energi menguat 1,15 persen.

"Tensi geopolitik sepertinya terus meningkat pada hari-hari ke depan jadi sehingga menjadi pendorong harga minyak dan menjaga aset berisiko pada posisi defensif termasuk menguatnya nilai tukar," ujar Attrill, Analis pada National Australia Bank. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved