Atasi Lonjakan Sampah Buah Musiman di Pontianak, DLH Kota Pontianak Kembangkan Black Soldier Fly
Bsf adalah jenis lalat yang bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan karakternya ini.
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Jamadin
PONTIANAK - Keberadaan buah dikota pontianak belakangan ini tidak berjeda dari buah durian, langsat, rambutan hingga buah hutan yang dulunya musim 1 tahun sekali, tapi sekarang dalam 1 tahun bisa mencapai lebih dari 3 kali menghiaisi pasar buah di Pontianak.
Fenomena buah musiman juga memberikan dampak terhadap peningkatan volume sampah. Data dari DLH Kota Pontianak lonjakan sampah dari sampah buah musiman bisa mencapai 30 persen.
Dalam upaya menanggulangi hal tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak, Tinorma Butar Butar bahwa pihaknya menerapkan Black Soldier Fly (BSF).
Bsf diharapkan menjadi solusi penanganan sampah buah musiman di kota pontianak.
"Siapa sangka lalat jenis bsf ini mampu mengurai dengan cepat sampah jenis organik," ujar Tinorma Butar Butar.
• Sampah Durian Capai 70 Ton Per Hari, Tinorma: Volume Sampah Naik 20 Persen
Dirinya menjelaskan selain mempunyai kemampuan mengurai juga sangat potensial dikembangkan untuk menjadi pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dengan nilai jual yang bervariatif mulai dari telur hingga pupa dengan jenis harga yang bervariatif pula
Black soldier fly (bsf)/lalat tentara hitam (hermetia illucens) merupakan jenis lalat dari sekian banyak jenis lalat yang ternyata memberikan banyak sekali manfaat bagi manusia.
"Dalam fase hidup nya sekitar rata-rata 7 hari, bsf ini tidak makan dan hanya minum. Untuk itu bsf ini adalah jenis lalat yang bukan merupakan vector penyakit seperti lalat hijau/lalat sampah, yang hinggap dan makan pada tumpukan sampah lalu masuk ke rumah-rumah dan hinggap pada makanan kita," jelas Tinorma Butar Butar.
Bsf adalah jenis lalat yang bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan karakternya ini.
Seperti hewan lain pada umumnya, bsf berjenis kelamin jantan dan betina, dari seekor betina menurut penelitian (pihak lain) akan menghasilkan sejumlah telur setelah melakukan mating (kawin).
Jumlah telur yang dihasilkan seekor betina berjumlah 500-900 buah telur yang akhirnya akan menetas dan menjadi larva/maggot.
Bsf dapat kita budidayakan dalam sebuah kandang sehingga kebutuhan akan telur-telurnya dapat dihasilkan secara menerus (sustainable).
Sinar matahari merupakan sarat mutlak dalam mendukung aktifitas bsf, oleh karenanya iklim tropis yang dimiliki oleh kita di indonesia sangat mendukung dalam budidayanya ini.
Dinas lingkungan hidup berkolaborasi dengan pegiat lingkungan kreasi sungai putat dalam mengembangkan ternak bsf, berawal dari pengembangan teknik kompos yang baik.
"Kita harapkan inovasi sederhana ini akan menghadirkan solusi alternatif penanganan sampah buah dan tidak menutup kemungkinan sebagai penyelesaian sampah organik dari sumbernya," ujarnya
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak